Presiden: Pembiayaan UMK untuk Ibu-ibu Ditingkatkan
Lebih dari 150 nasabah PNM Mekaar yang telah menerima pembiayaan rata-rata lebih dari satu tahun, berinteraksi langsung dengan Presiden dan menceritakan perihal usaha yang mereka geluti.
Presiden pun mengapresiasi para ibu-ibu nasabah ini yang ia nilai lebih disiplin, dipercaya, jujur, dan telaten dalam mengurus keuangan.
“Kenapa yang banyak diberikan adalah ibu-ibu? Karena ibu-ibu ini lebih disiplin, lebih bisa dipercaya, lebih jujur, lebih telaten untuk masalah keuangan,” ungkapnya.
Program Mekaar dikhususkan untuk menyasar kepada kelompok-kelompok usaha mikro dan usaha kecil dengan memberikan layanan pemberdayaan melalui pembiayaan berbasis kelompok.
Tak hanya modal, para ibu-ibu prasejahtera secara berkelompok juga mendapat pembinaan dalam membuka dan mengembangkan usaha mereka.
Pembinaan dilakukan melalui pertemuan kelompok mingguan (PKM) yang dilaksanakan sekali dalam setiap minggu.
“Tadi sudah disampaikan ada usaha nasi uduk, gorengan, pisang goreng, bubur, pisang keju, singkong, keripik, semuanya. Yang mikro-mikro seperti ini yang kita sasar dari program Mekaar ini,” kata Presiden.
Melalui program Mekaar, masyarakat dapat memperoleh pembiayaan tanpa jaminan sebesar Rp2 juta hingga Rp5 juta yang diberikan secara bertahap.
Hingga saat ini, nasabah PNM Mekaar telah mencapai 3,938 juta orang yang dilayani di 1.770 kantor cabang yang melayani para nasabahnya di 4.006 kecamatan, 252 kabupaten/kotamadya, dan 30 provinsi di Indonesia.
Sementara khusus di wilayah Bogor, Jawa Barat, PNM Mekaar telah melayani sebanyak 136.623 nasabah yang terdiri atas 8.330 kelompok.
Mengutip siaran pers Kementerian BUMN, kredit macet (non performance loan/NPL) Mekaar secara nasional berada di angka 0,25 persen yang menunjukkan bahwa sistem pembinaan yang dilakukan kepada para nasabah telah berhasil menciptakan komitmen pengembalian pinjaman yang tinggi pada tiap nasabah. (Ant)