Penyelenggaraan Festival Seni Budaya Florata Dikeluhkan Peserta

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

MAUMERE — Penyelenggaraan festifal seni budaya Flores dan Lembata (Florata) yang telah berkahir tanggal 16 November beberapa hari lalu meninggalkan kesan yang kurang baik di mata kontingen dari 7 kabupaten yang hadir.

“Banyak kekurangan, dimana sebagai tuan rumah kabupaten Sikka tidak mempersiapkan dengan baik. Promosi tidak ada sehingga masyarakat tidak mengetahui,” sebut Wempianus Seda, pelatih tari SMASK Bhaktyarsa Maumere, Senin (19/11/2018).

Sebagai wakil kabupaten Sikka, kata Wempi sapaannya, pihaknya baru diberitahu oleh dinas Pariwisata kabupaten dua minggu sebelum waktu pelaksanaan.

“Kami bisa mewakili kabupaten Sikka sebab sudah berjuang sebelumnya, dimana dalam festival budaya Sikka 2016 kami mendapat juara pertama. Kami dipercayakan untuk mewakili kabupaten,” ungkapnya.

Tetapi selama dua tahun jelas Wempi, pihaknya tidak pernah diberitahu dan baru beberapa waktu lalu baru dikabari untuk mewakili kabupaten. Pihaknya terpaksa harus berlatih secara rutin setiap hari selama seminggu.

“Peserta yang hadir pun tidak ada penerimaan yang luar biasa, termasuk saat mengikuti kegiatan pawai budaya. Panitia bekerja masing-masing, tidak ada kerja sama dan saling melengkapi termasuk persiapan panggungnya sangat minim,” sesalnya.

Florata
Wempianus Seda (kanan) pelatih tari sekaligus guru SMASK Bhaktyarsa Maumere bersama kepala sekolah Suster Marcelina Lidi,SSpS . Foto : Ebed de Rosary

Selain itu kata Wempi, tata panggung dan tata lampu kurang bagus dan ukuran panggungnya pun terlalu kecil. Sangat tidak pantas untuk sebuah festival tari dengan penari sebanyak 20 orang.

Lihat juga...