Aptrindo: Truk Terpaksa Mengantre 30 Jam untuk Dapat Solar

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

BALIKPAPAN — Dampak ditutupnya operasional Stasiun Pengisian bahan Bakar Umum (SPBU) Kilometer 9 di kawasan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) mengakibatkan antrean panjang di beberapa SPBU. Bahkan Asosiasi Pengusahan Truk Indonesia (Aptrindo) menyebutkan, kendaraan truk bahkan terpaksa mengantre hingga 30 jam untuk mendapat bahan bakar solar.

Syaifuddin
Ketua DPC Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Balikpapan, Syaifuddin. Foto: Ferry Cahyanti

Data dari Aptrindo Balikpapan, antrean untuk memperoleh solar ini sudah terjadi sekitar satu bulan. Mereka meminta kepada pemerintah untuk mencari solusi dan persoalan tidak berkelanjutan.

“Di SPBU Km 14 antrean terjadi sudah lebih satu kilometer, sedang di kebun Sayur antreannya malam hari karena kalau pagi bisa menutupi pertokoan,” ucapnya Ketua DPC Aptrindo Balikpapan, Syaifuddin saat ditemui, Senin (19/11/2018).

Syaifuddin mendesak kepada Pemerintah Kota dan Pertamina untuk segera mencarikan solusi dari persoalan tersenit. Apalagi yang mengantre untuk memperoleh bahan bakar solar bukan hanya truk, namun juga ada kendaraan bus penumpang dan kendaraan lainnya.

“Sehari bisa 25 bus yang antre di sana,” sebutnya.

Selain itu, pihaknya juga mendesak agar SPBU Km 4 melayani solar bersubsidi untuk sementara waktu dan beberapa SPBU dibuka 24 jam.

Sebelumnya, Pertamina Marketing Operation Region VI Kalimantan pernah menyampaikan bahwa alasan ditutupnya SPBU Km 9 karena kedapatan menjual solar bersubsidi ke industri. Solar bersubsidi saat ini masih berada di harga Rp5.150 per liter dan yang nonsubsidi Rp8.150 per liter.

Lihat juga...