Hama Walang Sangit, Turunkan Produksi Padi di Lamsel
Editor: Satmoko Budi Santoso
Ketika memasuki usia padi berbulir, Slamet menyebut, rumput pengganggu tersebut menjadi tanaman inang yang digunakan walang sangit berkembang.
Penanaman lebih terlambat berkisar dua bulan dibandingkan petani lain, diakuinya, menjadi faktor serangan hama walang sangit. Slamet menyebut, ia dan sejumlah petani lain yang berada di bagian bawah di banding lahan sawah lain mendapat pasokan air lebih lambat.
Imbasnya, saat petani lain sudah lebih dahulu menanam, keterlambatan pasokan air membuat penanaman terhambat. Ketika lahan padi milik petani lain sudah dipanen, hamparan padi miliknya mulai diserang hama walang sangit.
Petani lain yang rutin melakukan penyemprotan insektisida dampak walang sangit adalah Herman. Pemilik lahan sawah varietas Ciherang tersebut mengaku, usia padi miliknya berkisar 85 hari dengan target panen 95 hingga 100 hari.
Akibat hama walang sangit, ia menyebut, harus rutin melakukan penyemprotan setiap pagi dan sore. Walang sangit yang tidak dikendalikan disebutnya akan berdampak bulir padi tidak terisi sempurna atau disebut warga sekitar dengan istilah gabuk atau kopong.
“Saat dipanen jika padi masih berisi, maka beras yang dihasilkan kerap berwarna hitam dan nilai jual berasnya menurun,” tegas Herman.

Herman menyebut, pestisida yang digunakan merupakan jenis racun kontak dan lambung jenis starban. Penyemprotan dilakukan saat pagi hari dan sore hari ketika hama tersebut bersembunyi di daun dan batang padi untuk menghisap bulir padi.