Menjadi Mahasiswa Profesional dan Pejuang
Editor: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Salah seorang mahasiswa Universitas Mercu Buana, Adinda Nabila Maharani, begitu sedih ketika melihat film G30S/PKI.
Melihat film tersebut di zaman milenial, membuat dirinya dibawa kembali ke zaman kejadian tersebut. Setelah melihat film itu, ia merasa yakin dan percaya, jika film G30S/PKI bukan film rekayasa, namun film berdasarkan fakta sejarah.
“Dua kali aku lihat film ini, sedih banget pastinya. Adanya film ini, bagi dirinya maupun anak-anak, di zaman sekarang bertujuan untuk mengenal para pahlawan yang telah berjasa untuk negara dalam menjaga dan mempertahankan Pancasila,” ucap mahasiswi Public Relation semester satu ini, ketika diwawancara Cendana News di Auditorium kampus Universitas Mercu Buana, Jakarta (5/10/2018).
Hal senada juga disampaikan Devi Felisa dan Alifia Rosalinda. Kedua mahasiswi cantik semester satu, jurusan public relation kompak keluar ruangan ketika film berlangsung.
“Film dokumentasi sejarah menurut aku sangat bagus untuk generasi sekarang. Ini yang ketiga aku nonton itu,” ucap Devi.
“Dengan pemutaran film G30S/PKI, anak-anak milenial seperti saya dan yang lainnya menjadi tahu akan sejarah, lebih menghargai pahlawan bangsa,” ujar Alifia.

Dr. Ir. Arissetyanto Nugroho M.M, rektor Universitas Mercu Buana, menyampaikan kepada mahasiswa-mahasiswi agar menjadi profesional dan pejuang. Kenapa demikian, karena pada hari ini bertepatan dengan hari jadi TNI, semoga mental pejuang para TNI tertular ke mahasiswa, dan menjadi mahasiswa profesional dalam membangun negeri ini.