Lestarikan Ajaran Mulia Ungkapan Jawa dari Buku Laku Hidup Sejati
Editor: Mahadeva WS
Ungkapan tersebut bisa juga menggambarkan watak seorang kestria, yang selama mengarungi kehidupan, hanya bekerja semata mata untuk kepentingan masyarakat luas. Sebagai pemimpin, harus berani maju mengatasi masalah dan kendala tanpa harus membawa pendukung.
Pada konteks era modern, selama memperjuangkan sesuatu untuk orang banyak selalu menggunakan ilmu yang dikuasai, tanpa menonjolkan jasa masa lalu, gelar akademik atau hal hal lain yang memiliki nilai terhormat (Hal.10). Pada halaman 12 pembaca disuguhkan ungkapan Sepi ing Pamrih Rame ing Gawe, Banter tan Mbancangi, Dhuwur tan Ngungkuli. Makna filosofis dari uraian tersebut berarti bebas dari keinginan tersembunyi ketika bekerja, tetapi bersemangat dan bersungguh sungguh ketika melakukan pekerjaan.
Penyusun buku juga menggambarkan bahwa orang yang menjalankan filosofi tersebut akan menerapkan ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk. Bila seseorang memiliki jabatan atau pangkat tinggi, maka dia mau membaur di dalam masyarakat ramai, secara sederajat bahkan lebih suka merendah (low profile) ketimbang meninggi (high profile).
Ungkapan filosofi Jawa lain yang masih relevan pada zaman modern diantaranya Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman (Hal.16). Makna ungkapan tersebut diantaranya, jangan terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan, kepuasan duniawi. Nilai lain yang selalu dipegang diantaranya sangat tepat pada zaman sekarang diantaranya Aja Kendat marang eling lan waspada, artinya jangan berhenti untuk selalu ingat kepada Tuhan YME dan waspada terhadap unsur unsur yang bertentangan dengan larangan agama (Hal.16).