Lestarikan Ajaran Mulia Ungkapan Jawa dari Buku Laku Hidup Sejati

Editor: Mahadeva WS

Buku Laku Hidup Sejati Dalam Pandangan Jawa disusun oleh Widodo DS setebal 50 halaman diterbitkan oleh PT.Visi Gagas Komunika

Sesuai uraian penyusun buku pada pengantar, buku tersebut diharapkan menjadi bahan intropeksi dan inspirasi, untuk menghadapi tantangan zaman. Pada halaman pendahuluan (Hal.6-7) penyusun kembali mengingatkan pembaca melalui ungkapan Jiwa Jawi ingkang ka Jawi, yang memiliki makna untuk dapat hidup sejati, yaitu hidup bahagia, sejahtera, selamat sentosa, dunia akhirat, orang Jawa selalu memegang teguh sopan santun, etika, tata krama, tata susila, budi luhur, laku utama serta berakhlak mulia.

Pada pandangan orang Jawa, penyusun buku menyuplik sejumlah ungkapan Serat Wedhatama, dengan beberapa gambuh serta bait. Pandangan orang Jawa, tertuang agar manusia bisa hidup sejahtera dunia akhirat, manusia harus beretika. Etika merupakan syarat utama agar jiwa manusia dapat kembali ke hadirat Ilahi dalam keadaan suci. Manusia yang sudah tuntas ibadahnya, akan mampu mengetahui makna sejati dari tujuan dan akhir kehidupannya. Semuanya berkaitan dengan cita-cita rohani, untuk memahami ajaran manunggaling kawula lan gusti (Hal.8).

Ungkapan lain yang cukup menarik diantaranya, Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji aji, Sugih Tanpa Bandha (Hal.9-10). Ngluruk tanpa bala berarti, seorang yang berjuang untuk menyelesaikan masalah tanpa perlu membawa massa, cukup seorang diri melalui dialog.

Menang tanpa ngasorake, bermakna mampu menyelasaikan masalah tanpa sedikitpun merendahkan atau mempermalukan mitra dialognya. Sekti tanpa aji aji, berwibawa namun tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan, kekayaan atau keturunan. Sugih tanpa bandha, kaya pertemanan tanpa didasari oleh hal-hal yang bersifat kebendaan.

Lihat juga...