Lestarikan Ajaran Mulia Ungkapan Jawa dari Buku Laku Hidup Sejati

Editor: Mahadeva WS

Buku Laku Hidup Sejati Dalam Pandangan Jawa disusun oleh Widodo DS setebal 50 halaman diterbitkan oleh PT.Visi Gagas Komunika

Cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, berdampak pada eksistensi watak dan budaya bangsa Indonesia, yang konon terkenal adiluhung, mulia, bernilai tinggi. Sifat-sifat kekeluargaan, gotong royong, toleransi, mengutamakan musyawarah mufakat, mencintai kehidupan dama, selaras, dari hari ke hari semakin terkikis.

Nilai-nilai global yang individualistik, dan penuh persaingan bebas serta rentan terhadap kekerasan, semakin menguasai. Uraian di buku tersebut menjadi bahan intropeksi dan inspirasi, untuk menghadapi tantangan zaman di era globalisasi sekarang. Sejumlah ungkapan tradisional Jawa, dipilih penyusun untuk 16 bab ungkapan dalam beberapa halaman. Sejumlah ungkapan tersebut sangat relevan menjadi inspirasi dalam kehidupan modern, diantaranya pada pendahuluan buku Jiwa Jawi Ingkang ka Jawi (Hal. 6), Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji Aji, Sugih Tanpa Bandha (Hal.9).

Sejumlah ungkapan tradisional Jawa lainnya disusun dalam beberapa halaman, yang mudah dimengerti karena dilengkapi catatan kaki. Catatan tersebut berisi kata dalam bahasa Jawa yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, sehingga pembaca bisa lebih memahami isi buku.

Sejumlah ajaran yang cukup penting dan relevan pada zaman modern diantaranya Sepi ing Pamrih Rame ing Gawe, Banter tan Mbancangi, Dhuwur tan Ngungkuli (Hal. 12). Sejumlah ungkapan tradisional Jawa lainnya meliputi Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman (Hal.16). Aja Adigang, Adigung, Adiguna  (Hal.23), Sing Resik Pikire Mulya Uripe (Hal.34), Urip Iku Urup (Hal.40) dan pada beberapa halaman terakhir ajaran filosofi Jawa lain bisa dicontoh dan diterapkan diantaranya Sura Dira Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti (Hal.44) dan Memayu Hayuning Bawana (Hal.46).

Lihat juga...