Gethuk, Jajanan Tradisional Yang Masih Eksis

Editor: Mahadeva WS

Gethuk Dieng dengan aneka rasa - Foto Agus Nurchaliq

MALANG – Gethuk, merupakan salah satu jajanan tradisional yang masih eksis di Malang. Meskipun sudah jarang ditemui, masih ada pedagang yang menjual panganan berbahan dasar Singkong tersebut di Malang.

Salah satu penjual gethuk, Suliadi, mengaku sudah berjualan gethuk selama tiga tahun. Menggunakan gerobak dengan tulisan Gethuk Dieng, Suliadi mencari rezeki di kawasan jalan Ir.Soekarno kota Batu. Meskipun termasuk kuliner tradisional, Suliadi menyebut, peminat gethuk masih cukup banyak. “Pembelinya rata-rata berasal dari semua usia, mulai dari anak, remaja, dewasa hingga orangtua,” akunya kepada Cendana News, Sabtu (25/8/2018).

Menurutnya gethuk yang dijual, tidak jauh berbeda dengan kue gethuk pada umumnya. Yang membedakan, segi tekstur yang lebih padat, dan aneka varian rasa yang ditawarkan. Ada rasa original, coklat, strawbery, durian, nanas, serta pandan disiapkan oleh Suliadi untuk para pelanggannya.

Jajanan gethuk dibuat dari parutan singkong, yang diolah dengan cara tradisional. Setelah dikupas, singkong di bersihkan dan dicuci. Setelah bersih, singkong direbus hingga matang, kemudian ditumbuk halus dan diberi berbagai rasa. Setelahnya, didinginkan menggunakan kemudian dicetak dengan memakai mesin.

Penjual Gethuk Dieng, Suliadi – Foto Agus Nurchaliq

“Agar terjamin kesehatannya, dalam pembuatannya, gethuk Dieng tanpa menggunakan bahan pengawet sehingga hanya mampu bertahan sehari saja. Aneka rasa tersebut akan lebih nikmat jika disajikan dengan parutan kelapa yang gurih,” terangnya.

Selain rasanya yang lezat, gethuk Dieng dijual dengan harga yang terjangkau. Cukup dengan Rp1.500, pembeli bisa menikmati gethuk Dieng yang memiliki citarasa khas. “Di hari biasa, biasanya bisa terjual 350 biji gethuk. Tapi kalau malam minggu bisa lebih dari itu,” tandasnya.

Lihat juga...