Debit Air Menurun, Bak Penampungan di Ritaebang Solor Mubazir
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
LARANTUKA — Debit dari mata air di desa Lewolein yang menurun drastis saat musim kemarau menyebabkan puluhan bak penampungan dari plastik yang dibangun pemerintah kabupaten Flores Timur (Flotim) mubazir. Bahkan sejak tiga tahun terakhir fasilitas tersebut tidak dipergunakan.
“Pemerintah sepertinya hanya membuang uang saja. Air tidak pernah bisa ditampung di bak-bak tersebut,” ungkap Yeni Niron, warga kelurahan Ritaebang kecamatan Solor Barat, Kamis (16/8/2018).
Dikatakan, tahun 80-an debit air masih besar sehingga bisa dipergunakan untuk melayani beberapa desa di kecamatan Solor Barat, bahkan sampai ke desa Pamakayo yang berjarak sekitar 27 kilometer ke arah timur.
“Mungkin akibat kekeringan yang berkepanjangan yang membuat beberapa mata air menurun drastis sehingga tidak cukup untuk dialirkan menggunakan pipa ke luar dari desa tersebut,” terangnya.
Hal tersebut juga dibenarkan Lurah Urbanus Werang. Kelurahan Ritaebang dihuni 1.479 jiwa yang terdiri atas 413 Kepala Keluarga (KK) dan selama ini mendapat suplai air yang diperoleh dari mata air di desa Lewotanaole dan Lewolein di daerah pegunungan.
“Debit air juga terus mengalami penurunan, sehingga yang dialirkan ke rumah-rumah warga melalui pipa pun hanya saat pagi hari dan beberapa jam saja. Ini yang membuat bak-bak air yang telah dibangun tidak bisa dipergunakan,” ungkapnya.

Urbanus menambahkan, biasanya saat musim hujan dipergunakan warga untuk menampung air atau yang dibeli dari mobil tangki. Itu pun tidak setiap saat dipergunakan.