Sempat Stagnan, Properti Bali Kembali Bergairah
Editor: Satmoko Budi Santoso
“Pulihnya sektor properti residensial juga tercermin pada peningkatan penyaluran kredit perbankan untuk kepemilikan rumah tinggal (Kredit Pemilikan Rumah), apartemen dan ruko/rukan pada 2 bulan terakhir. Kredit KPR pada periode Mei dan Juni 2018 masing-masing tumbuh sebesar 6,12% (yoy) dan 6,64% (yoy),” sebut pria asal Semarang ini.
Secara nominal lanjut Azka, posisi penyaluran kredit tercatat sebesar Rp9,70 Miliar pada Mei 2018, dan sebesar Rp9,75 Miliar pada Juni 2018.
Dari sisi suku bunga, penurunan dan rendahnya suku bunga acuan BI 7-days Repo Rate sampai dengan awal Mei 2018 diikuti oleh tren penurunan suku bunga KPR. Pada Mei 2017, rata-rata tertimbang suku bunga KPR tercatat sebesar 11,7% untuk rumah tipe kecil (s.d tipe 21) dan 11,05% untuk rumah tipe besar (di atas tipe 70).
Penurunan ini terus berlanjut hingga rata-rata tertimbang suku bunga KPR per Juni 2018 menjadi sebesar 10,8% untuk rumah tipe kecil (s.d tipe 21) dan 10,4% untuk rumah tipe besar (di atas tipe 70). Disamping itu, rasio NPL KPR apartemen dan ruko/rukan terjaga pada kisaran sebesar 2,64% hingga bulan Juni 2018.
Kondisi ini, dibarengi dengan kebijakan pelonggaran kebijakan LTV/FTV yang berlaku pada Agustus 2018 diyakini dapat menstimulasi pertumbuhan KPR yang mulai menunjukkan tendensi peningkatan.
“Seiring dengan perkiraan membaiknya kondisi perekonomian Bali secara keseluruhan, sektor properti diperkirakan akan kembali bergairah,” pungkas Azka kepada Cendana News.