Musim Kemarau, Berkah Pedagang Buah Lokal

Editor: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Tibanya musim kemarau berimbas kondisi cuaca panas dengan suhu yang mempercepat rasa haus bahkan dehidrasi.

Bagi sejumlah petani, pasokan air untuk pengairan harus mengeluarkan biaya ekstra untuk menyedot air menggunakan mesin pompa. Meski demikian bagi sejumlah pelaku bisnis jual beli buah, musim kemarau justru menjadi peluang meraih keuntungan.

Yanti (30) salah satu pedagang buah bersama sang suami menyebut, kerap berjualan buah segar. Jenis buah segar yang dijual di antaranya merupakan buah lokal dari sejumlah petani seperti nanas, semangka, timun suri dan jeruk.

Yanti melayani salah satu pembeli buah timun suri dan semangka yang dijualnya [Foto: Henk Widi]
Buah lokal tersebut bahkan diperoleh dengan membeli dari petani di wilayah Lampung Selatan diantaranya dari kecamatan Sragi, Sidomulyo dan Palas.

“Penjualan buah lokal segar sebetulnya sudah meningkat sejak Ramadan pada bulan Mei silam tapi semakin meningkat saat kemarau melanda di wilayah Lampung dengan suhu udara yang panas,” terang Yanti, salah satu pedagang buah di wilayah Penengahan Lamsel, saat ditemui Cendana News, Senin (23/7/2018).

Buah lokal disebut Yanti kerap diminati karena harga yang lebih terjangkau dibandingkan buah impor lain. Penjualan buah lokal menurutnya meningkat dibandingkan hari biasa sebesar 60 persen.

Suhaeli salah satu pedagang buah semangka dan melon menjual buah dengan motor roda tiga [Foto: Henk Widi]
Jika biasanya bisa menjual sekitar 100 kilogram semangka kini bisa menjual 160 kilogram. Hal yang sama terjadi pada penjualan buah jeruk jenis keprok Chockun dan keprok Banyuwangi.

Lihat juga...