Puluhan Mahasiswa Asing Belajar Membuat Topeng Malangan

Editor: Satmoko Budi Santoso

MALANG – Puluhan mahasiswa asing dari berbagai negara mengikuti pelatihan membatik, membuat topeng dan menari di Kampung Budaya Polowijen.

Mereka merupakan peserta kegiatan Design Thinking Camp (DTC) yang digagas Konsorsium Kantor Urusan Internasional (KKUI) Malang Raya yang beranggotakan 13 perguruan tinggi di Malang raya yakni UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Islam Malang, STIKI Malang, STIE Malangkuceswara, Universitas Merdeka Malang, Universitas Ma Chung Universitas Widyagama, Universitas Kanjuruhan Malang dan Universitas Raden Rahmat Malang.

Salah satu ketua KKUI, Dwi Nita Aryani, menyebutkan, sebanyak 57 mahasiswa asing dari 16 negara, hari ini akan belajar dan merasakan bagaimana indahnya keberagaman budaya Indonesia khususnya di Malang.

Mahasiswa asing asal Kenya, Yahya Saeed Ali, menunjukkan suvenir topeng buatannya – Foto Agus Nurchaliq
 “Di sini mereka belajar bagaimana mengenal cara membatik, membuat topeng malangan, dan menari. Selain itu mahasiswa asing ini juga ingin melihat kondisi masyarakat Polowijen yang memiliki akar budaya yang kuat khususnya topeng,” jelasnya, Senin (30/7/2018).

Kampung Polowijen dipilih karena di kampung tersebut merupakan pusat Topeng Malangan. Polowijen juga menjadi salah satu kampung yang unik dan berbeda dengan kampung lainnya yang ada di Malang.

“Didukung lagi dengan lingkungan dan masyarakat yang ramah dan sudah memiliki akar budaya yang kuat,” terangnya.

Lebih lanjut Nita menyampaikan, kegiatan DTC kali ini bertemakan ‘Tasting the Natural and Cultural Heritage of Malang’ sehingga dengan tema tersebut diharapkan mahasiswa asing bisa mengenal bagaimana kebudayaan dan sejarah kota Malang ke dunia.

Lihat juga...