Kemarau, Petambak Udang dan Bandeng Rasakan Dampak Signifikan

Editor: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG –  Pemilik usaha pertambakan udang vaname dan ikan bandeng di wilayah pesisir timur Lampung Selatan mulai merasakan dampak musim kemarau.

Purwanto (45) salah satu petambak udang vaname di Dusun Sumber Muli, Desa Totoharjo menyebut, menggunakan mesin sedot untuk menyalurkan air dari laut. Langkah tersebut diakuinya dipergunakan untuk memasok kebutuhan air untuk udang vaname yang dibudidayakan.

Sebelumnya, air disedot dari aliran sungai terhubung dengan laut, namun akibat kekeringan proses pasang surut terhambat.

Purwanto, salah satu petambak udang vaname di Dusun Sumbermuli Desa Totoharjo Kecamatan Bakauheni Lampung Selatan [Foto: Henk Widi]
Purwanto mengaku, lebih beruntung dibandingkan sejumlah petambak lain yang jauh dari laut. Kendala paling utama bagi petambak yang dekat laut, diakuinya, pascagelombang tinggi berimbas pada saluran pipa yang terhubung ke laut.

Akibat gelombang pasang, ia mengaku, pipa sempat tergeser dan pecah sehingga material pasir masuk ke saluran pipa. Kerusakan tersebut segera diperbaiki untuk menyalurkan air ke sebanyak dua petak dari total enam petak tambak budidaya udang vaname miliknya.

“Bak penampungan air laut sempat tercampur dengan pasir setelah dilakukan pembersihan. Pasokan air kembali normal, hanya saja pasokan air tawar sedikit tersendat karena air sungai sumber muli debitnya menurun. Butuh sumur bor agar air menjadi payau,” terang Purwanto, salah satu petambak saat ditemui Cendana News, Selasa (31/7/2018).

Purwanto menyebut, dari enam tambak yang digunakan untuk budidaya udang vaname, hanya dua yang dioperasikan. Langkah tersebut dilakukan hanya selama musim kemarau memperhitungkan efisiensi penggunaan bahan bakar.

Lihat juga...