Polusi Udara, Jalan Alternatif Trans Flores Menuai Protes

Editor: Satmoko Budi Santoso

MAUMERE – Pembukaan jalan alternatif di pesisir pantai untuk memperlancar arus lalu lintas akibat dibangunnya Jembatan Nangameting yang berada di jalur jalan negara trans Flores Maumere-Larantuka menggunakan dana APBN, menuai protes dari mahasiswa.

“Pembangunan Jembatan Nangameting di Jalan Yos Sudarso menempatkan masyarakat daerah sekitar sebagai tumbal utama oleh karena pengambilan keputusan yang keliru dalam menentukan jalur bawah di pesisir pantai sebagai jalan alternatif,” sebut Bento Rany, Ketua Presidium PMKRI Cabang Maumere St. Thomas Morus Maumere, Sabtu (16/6/2018).

Dikatakan Bento, PMKRI Maumere melihat adanya kesemrawutan arus lalu lintas dan kemacetan yang terjadi karena pengalihan arus lalu lintas akibat pengerjaan Jembatan Nangameting di jalur jalan nasional Kota Maumere yang merupakan jalur padat lalu lintas.

Ketua Presidium PMKRI Cabang Maumere St. Thomas Morus Maumere Bento Rany. Foto: Ebed de Rosary

“Kesemrawutan arus lalu lintas tersebut menimbulkan besarnya volume debu yang menghantam perumahan warga, mengakibatkan hilangnya kenyamanan warga daerah sekitar,” tegasnya.

PMKRI Maumere, sebut Bento, telah melihat respon kekesalan bercampur cemas terhadap keberadaan jalan alternatif dari warga RT. 014/RW 005 Kelurahan Wairotang, sehingga kebijakan jalan alternatif di pesisir pantai yang mengakibatkan polusi udara akut tersebut perlu dipikirkan kembali.

“Kami tidak menyalahkan keberadaan proyek pengerjaan jembatan, tetapi yang kami sesali adalah keberadaan jalan alternatif yang dipilih mengakibatkan debu dan polusi udara akut saat dilintasi kendaraan,” terangnya.

Lihat juga...