JAKARTA — Indonesia akan terus memainkan peran secara konstruktif dalam pelarangan senjata kimia khususnya, dan mendorong peningkatan kemitraan global yang sinergis dalam menjaga perdamaian dan ketertiban internasional umumnya.
“Ketaatan negara-negara pada Konvensi Senjata Kimia dipandang penting untuk menjaga legitimasi dan kredibilitas Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (Organisation for The Prohibition of Chemical Weapons/OPCW) sebagai organisasi yang dinilai paling berhasil dalam perlucutan senjata, sekaligus untuk mendukung tercapai tujuan dunia yang bebas dari senjata kimia,” kata Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh selaku Wakil Tetap Indonesia untuk OPCW, I Gusti Agung Wesaka Puja, dalam keterangan tertulis, Jumat (29/6/2018).
Sebagai anggota Dewan Eksekutif OPCW dan anggota Dewan Keamanan PBB mulai Januari 2019, Indonesia akan mendorong pembentukan global comprehensive approach untuk memerangi terorisme, termasuk peningkatan kerja sama penanganan chemical terrorism di berbagai forum OPCW.
OPCW harus menghadapi berbagai masalah terkait Konvensi Senjata Kimia (KSK) saat ini, seperti penggunaan senjata kimia di Suriah dan masalah chemical terrorism oleh aktor bukan negara yang akan berdampak pada keamanan internasional.
Dalam pertemuan yang membahas penguatan OPCW dalam menghadapi penggunaan senjata kimia tersebut, Indonesia juga menekankan perlu penguatan kapasitas negara terutama dalam tanggap darurat terhadap penggunaan senjata kimia atau insiden bahan kimia berbahaya.
Guliran pembahasan penggunaan senjata kimia dan penanganan chemical terrorism ini diperkirakan akan menjadi topik pembahasan hangat dalam negosiasi Review Conference KSK pada 19-30 November 2018, dengan persiapannya diketuai Indonesia.