Tari Tradisional dan Kreasi Baru Meriahkan Hari Kartini

Editor: Satmoko

Latihan rutin membuat para siswa bisa menampilkan berbagai pentas seni tersebut di hadapan teman-teman lain.

Proses latihan tari kreasi baru, tari tradisional diakui Tamar Widadi dilatih oleh relawan yang membantu di Rubaca Jalosi Sanak Negeri di antaranya Sodik, Eva dan Marlina.

Pembacaan pantun dan puisi anak-anak Rubaca Jalosi Sanak Negeri pada peringatan hari Kartini [Foto: Ist/Henk Widi]
Sebagian penari tradisional dan kreasi baru diakuinya merupakan siswa kelas 3-4 sekolah dasar di antaranya dari SD Negeri Air Kubang kecamatan Air Naningan. Kegiatan diakuinya digelar di luar jam sekolah sesuai dengan rutinitas Rubaca Jalosi Sanak Negeri yang dilakukan sore hingga malam hari.

Pementasan tari tradisional, musik tradisional dan kesenian tradisional diakui Tamar Widadi menjadi bentuk kepedulian Rubaca Jalosi Sanak Negeri akan budaya. Selain sebagai rumah baca yang khusus mengembangkan minat baca atau budaya literasi di pedesaan, kesenian tradisional menjadi perhatian khusus agar generasi penerus bangsa sejak dini mencintai budayanya.

Latihan rutin juga disebutnya mendukung anak-anak Jalosi Sanak Negeri bisa mewakili sekolah dalam kegiatan seni di sekolah.

“Kegiatan pentas seni pada hari Kartini sekaligus meningkatkan mental anak-anak sejak dini agar bisa tampil dalam iven lainnya,” tegas Tamar Widadi.

Irma, salah satu penari tari kreasi baru Muli Bumain atau Gadis Bermain dalam bahasa Lampung menyebut, tarian tersebut merupakan penggambaran akan keceriaan anak saat bermain.

Kiri kanan: Sodik,Tamar Widadi, Eva, Marlina yang menjadi relawan di Rubaca Jalosi Sanak Negeri [Foto: Ist/Henk Widi]
Dilatih oleh para relawan, tari Muli Bumain diakuinya hanya salah satu tarian kreasi baru yang dilatih di Rubaca Jalosi Sanak Negeri. Tarian lain di antaranya tarian perahu layar dan berbagai jenis tari tradisional adat Lampung di antaranya tari Bedana, tari Japin, tari Sembah juga rutin dipelajari.

Lihat juga...