Dari Tabungan Santri Tumbuh dengan Sejumlah Unit Usaha
Editor: Satmoko
AGAM – Pondok Pesantren Diniyyah Pasia yang berada di Ampek Angkek Canduang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, merupakan sebuah sekolah yang sudah lama berdiri. Dari catatan sejarah, Pondok Pesantren Diniyyah Pasia ini berdiri sejak 11 Oktober 1928 silam.
Sekolah ini, para santrinya tidak hanya datang dari anak-anak di Sumatera Barat saja. Tetapi juga datang dari berbagai provinsi di tanah air, termasuk dari luar negeri seperti Malaysia.
Seperti di tahun ajaran 2018/2019 ini, jumlah santri seluruhnya mencapai 756 santri. Para santri terdiri masyarakat di Sumatera Barat, Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Utara, Lampung, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, dan Provinsi Bengkulu, serta juga ada dari Malaysia.
Di Pondok Pesantren Diniyyah Pasia ini, juga memiliki sebuah koperasi. Berdasarkan badan hukum yang keluar pada tahun 2008 lalu, koperasi itu memiliki nama Koperasi Pondok Pesantren (Koppontren) Diniyyah Pasia.
Ketua Koppentren Diniyyah Pasir Zefri Fahmi mengatakan hadirnya Koppontren tersebut, tidaklah sarta merta bermodalkan dari para guru yang mengajar di Pondok Pesantren Diniyyah. Tapi, melalui tabungan para santri.
Koppontren ini melakukan suatu cara yang banyak manfaat, dalam mendirikan sebuah koperasi. Karena selain bisa untuk menjadi modal koperasi, dengan cara menabung, juga mendidik para santri menjadi generasi yang gemar menabung.
“Sistem tabungan itu hampir sama dengan cara menambung di perbankan. Setiap santri diberi buku tabungan. Cara setoran tabungannya pun diterima oleh teller,” katanya, Sabtu (21/4/2018).
Bagi santri yang akan melakukan setoran, bisa melakukan setoran minimal hanya Rp5.000 dan bahkan jika para santri butuh uang Rp5.000 dari tabungannya untuk ditarik, juga bisa dipenuhi oleh pihak Koppontren.