Kemenperin Kembangkan Tandan Kosong Sawit untuk Pulp

Ilustrasi Sawit/Foto: Dok: CDN.

JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melakukan penelitian dan pengembangan potensi tandan kosong sawit dan kemasan aseptik bekas sebagai bahan baku industri pulp dan kertas nasional. Keberadaannya diharapkan dapat menjadi subtitusi impor dalam industri tersebut.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Ngakan Timur menyebut, tandan kosong sawit dan kemasan aseptik bekas dapat menjadi bahan baku untuk industri kertas yang masih banyak terdapat di Indonesia.

“Kedua bahan baku tersebut banyak terdapat di Indonesia dan masih berupa limbah. Sebagai gambaran, pada 2015 terdapat 6,25 juta ton tandan kosong sawit dan 55 ribu ton kemasan aseptik bekas,” kata Ngakan, Senin (26/3/2018).

Hasil riset dari litbang skala industri yang dilakukan oleh BBPK Bandung, tandan kosong sawit yang diolah dengan teknologi tertentu dapat diubah menjadi bahan baku untuk kertas lainer dan medium yang memenuhi SNI kertas kemas. Demikian juga, kemasan aseptik bekas dari riset BBPK telah menunjukkan kualitas pulp yang dihasilkan setara dengan pulp Needle Unbleached Kraft Pulp (NUKP) yang memiliki serat panjang.

Temuan tersebut sangat berpotensi untuk menggantikan kertas daur ulang impor sebagai bahan baku pembuatan kertas lainer dan medium untuk pembuatan kertas kemas. “Hasil penelitian tersebut telah diaplikasikan di industri kertas kemasan. Berdasarkan karakteristik seratnya, pulp dari kemasan aseptik bekas dapat digunakan sebagai bahan baku kotak karton gelombang,” kata dia.

Saat ini kebutuhan terhadap produk kertas dan karton untuk kemasan khususnya jenis medium dan lainer semakin meningkat setiap tahunnya. Kondisi tersebut seiring pertumbuhan industri penggunanya. Tercatat selama periode 2010-2015, kebutuhan kertas kemasan meningkat sebesar 2,5 persen.

Lihat juga...