Haryono Suyono: Posdaya Garda Terdepan Aplikasi SDGs
Editor: Mahadeva WS
Selain empat program pokok tersebut, ada program besar-besaran yang telah dimulai pada 2015 yakni Sarana Ekonomi Pedesaan. Daerah diberikan dana langsung pemerintah pusat, pada tahun pertama sebesar Rp20 trilyun, tahun kedua Rp40 trilyun, tahun ketiga Rp60 trilyun, dan saat ini diberikan dana Rp120 trilyun.
Dana tersebut dipergunakan untuk pembangunan sarana pedesaan seperti jalan, jembatan. Semua sarana desa dilengkapi sehingga masyarakat desa bisa menikmati semua fasilitas sarana yang telah kita berikan atau kerjakan dan dengan mudah masyarakat membawa hasil pertanian mereka ke pasar ataupun untuk diperdagangkan.
Kemudian agenda kedua adalah sarana sosial kemanusiaan. Di desa dibangun seperti MCK, PAUD, Klinik Desa, Posyandu, dan sebagainya serta yang sudah ada diperbaiki. “Dan pada tahun ini secara khusus diadakan apa yang kita namakan Padat Karya yang bertujuan untuk mengurangi anak-anak yang lahir dengan kekurangan gizi dan cebol sehingga kita arahkan nanti yang kurang gizi tersebut menjadi normal kembali dalam artian gizinya terpenuhi. Secara keseluruhan ada 7 program yang masuk desa,” jelasnya.
Posdaya yang sudah maju dan berkembang di desa selanjutnya digiring untuk masuk ikut serta dalam program pembangunan desa tersebut. Ribuan posdaya-posdaya yang tersebar di berbagai daerah terlihat saat ini dinilai sudah maju dan berkembang dan bisa bekerja membantu pemerintah.
Posdaya-posdaya yang memiliki usaha seperti di Jakarta Selatan di anjurkan untuk melaporkan ke Lurah untuk selanjutnya bisa dijadikan sebagai BumDes. Namun karena berada di perkotaan, maka tidak bisa masuk menjadi BumDes. Sementara yang di desa seperti di Bogor, Tangerang, sudah masuk dan menjadi prototipe bagian dari BumDes.