Usaha Gula Kelapa di Kelawi Tergantung Modal Tengkulak

LAMPUNG – Harga gula kelapa atau gula merah hasil produksi warga Dusun Legok Noong Desa Kelawi Kecamatan Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan, dalam beberapa pekan belakangan ini membaik. Harga gula merah yang semula hanya berkisar Rp7.000 per kilogram di tingkat produsen bahkan naik menjadi Rp10.000 per kilogram.

Usaha kuliner bahan bumbu dapur yang memiliki rasa manis tersebut, ditekuni Musrawati (40) istri dari Jumad (44)  sejak sepuluh tahun silam. Usaha membuat gula kelapa tersebut diakuinya kini harganya membaik di tingkat produsen. Meski begitu tetap belum maksimal dinikmati pembuat gula merah lantaran panjangnya mata rantai pasok. Sebagian besar produsen harus menjual gula ke pengepul.

“Para pengepul merupakan pemberi modal atau bos bagi usaha kecil pembuatan gula sejak puluhan tahun silam. Mulai dari proses penyewaan batang kelapa, modal produksi hingga gula kelapa siap dijual ke sejumlah pasar tradisional,” terang Musrawati, salah satu warga Dusun Legok Noong Desa Kelawi, saat ditemui Cendana News tengah melakukan proses pengolahan gula kelapa, Selasa (23/1/2018).

Proses memanaskan air legen hasil menderes pohon kelapa [Foto: Henk Widi]
Ketergantungan kepada pengepul atau tengkulak tersebut, diakui Musrawati, tak lepas dari sejarah kedatangan awal para produsen gula yang awalnya berasal dari Banten. Berbekal keahlian membuat gula dan adanya potensi pohon kelapa yang sebagian merupakan tanaman di lahan PT. Central Cipta Murdaya (CCM) dengan luas ratusan hektar, membuat para perantau tersebut menetap di dekat perkebunan PT. CCM.

Lihat juga...