Titiek Soeharto Tegaskan Impor Beras Merugikan Petani
JAKARTA – Siti Hediati Haryadi menyayangkan rencana impor beras yang masih akan dilakukan Pemerintah, di saat Kementerian Pertanian gencar menggalakkan program swasembada pangan dan di saat menjelang petani di Tanah Air akan segera panen raya.
Anggota Komisi IV DPR RI tersebut menolak tegas rencana impor beras, yang menurutnya akan membuat para petani merugi. Ia pun merasa heran, lantaran data Kementan menyatakan surplus, namun Kemendag justru memutuskan hendak mengimpor beras.
“Masak tidak ada koordinasi antarkementerian ini? Presiden harus menjelaskan ini. Kementan bilang surplus, tapi Kemendag akan mengimpor beras 500 ribu ton”, ujar putri Presiden kedua RI Soeharto, itu dalam keterangannya yang diterima Cendana News, Selasa (23/1/2018).
Putri Cendana yang akrab disapa Titiek Soeharto tersebut juga menyatakan, jika sebetulnya persoalan impor beras ini bukan masalah yang sulit, kecuali jika ada kepentingan lain.
“Saya sangat menyayangkan sekali impor beras ini. Setelah dengan berbagai upaya keras dan berbagai bantuan besar yang digelontorkan untuk bidang pertanian, ujung-ujungnya kita malah impor beras”, ujarnya.
Sebelumnya, Komisi VI DPR RI telah menggelar rapat koordinasi terbatas (rakortas) bersama Pemerintah pada beberapa waktu lalu terkait impor beras. Mewakili Pemerintah, Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukito, menyatakan jika impor beras bertujuan untuk menjaga stabilitas harga dan terjaminnya stok beras. Rakortas kemudian diundur hingga 28 Januari, nanti.
Berita Titiek Soeharto KLIK Kabar Cendana
Kendati rapat diundur, Kepala Perum Bulog, Djarot Kusumayekti, yang turut hadir dalam rakortas, menyatakan, pihaknya akan menjalankan amanat rakortas, yakni melakukan impor beras setinggi-tingginya 500 ribu ton, dan selambat-lambatnya dilakukan pada Februari 2018.