Tiga Program Inovatif, Puskesmas Lekebai Sikka Raih Peringkat Madya

Dalam akreditasi tersebut, beber Gabriel, terdapat 776 item penilaian oleh tim akreditasi dari Kementerian Kesehatan RI sejak 14 sampai 16 September 2017. Pihaknya bersyukur Puskesmas Lekebai bisa memperoleh hasil memuaskan, sebab tidak semua Puskesmas bisa meraihnya.

“Hasil yang didapat sangat kami syukuri, namun tugas terberat kami adalah mempertahankan prestasi yang diraih serta meningkatkannya, sebab masih ada 2 tingkat status lagi yang harus diraih. Puskesmas Lekebai merupakan Puskesmas yang berada di daerah pinggiran,” tuturnya.

Rata-rata pasien yang dilayani Puskesmas ini, papar Gabriel, berkisar antara 25 sampai 30 orang setiap hari, kecuali hari Sabtu yang merupakan hari pasar Lekebai di mana pasien bisa mencapai 60 sampai 70 orang. Puskesmas rawat jalan ini hanya melayani rawat inap khusus pasien yang melahirkan.

“Kami berharap status Puskesmas Lekebai dinaikkan statusnya menjadi rawat inap, sehingga pasien tidak dirujuk ke Puskesmas Paga atau RSUD TC Hillers Maumere dan RS Syta Elisabeth Lela. Kami juga minta dibangun rumah tunggu agar ibu hamil yang akan melahirkan dan suaminya bisa menginap,” pintanya.

Maria Ina Kensia, salah seorang ibu hamil asal desa Gera kecamatan Mego, yang baru melahirkan di Puskesmas Lekebai kepada Cendana News mengaku puas dengan pelayanan yang diperoleh di Puskesmas ini selama melahirkan anak ketiganya.

Maria berharap, agar Puskesmas Lekebai bisa melayani pasien rawat inap dan keluarga pasien juga disediakan rumah tunggu, agar tidak bolak-balik ke desa. Apalagi, pasien yang akan melahirkan minimal satu dua hari sebelum proses melahirkan sudah menginap di Puskesmas.

Lihat juga...