Dua Mahasiswa Belanda Teliti Tanggap Bencana Banjir Berbasis Masyarakat

SOLO — Dua mahasiswa asal Belanda, Nigel Dierks dan Rowdy Wesley Baan melakukan penelitian terkait banjir yang kerab melanda di Kota Solo, Jawa Tengah. Dua mahasiswa University Of Rotterdam itu melakukan penelitian selama 4 bulan dengan didampingi sejumlah dosen pembimbing.

Kepada sejumlah awak media, Nigel Dierks dan Rowdy Wesley Baan menyatakan, keduanya tertarik menilik persoalan banjir di Solo, karena hampir setiap tahun selalu terjadi. Sungai Bengawan Solo yang dimusim kemarau digunakan lokasi favorit bagi penghobi memancing, namun di musim penghujan justru menjadi bencana.

Selain itu, dua mahasiswa yang saat ini mengikuti jenjang perkuliahan di Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) melihat potensi warga Kampung Sewu dan Mipitan, Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, dalam tanggap bencana banjir cukup besar. Yakni, melalui Kelompok Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) Sewu.

“Kami riset di daerah Kampung Sewu dan Kampung Mipitan, karena kedua kampung itu sering dilanda banjir. Selain itu tempat tinggal warga menjadi kampung tanggap bencana karena peranan aktif komunitas warga,” paparnya mereka, Kamis (11/1/2018).

Nigel dan Rowdy menjelaskan, berdasarkan hasil penelitian, dirinya menemukan beberapa solusi untuk menangani persoalan banjir yang kerab melanda warga bantaran Sungai Bengawan Solo terseeut.

Mereka menganjurkan perlunya dibuat penyimpanan air (water storage) sekitar daerah banjir, yang berfungsi untuk mempertahankan dan mengurangi banjir dengan menggunakan tube barrier, pompa dan gaya gravitasi.

Tube barrier portable yang dipasang di tanggul fungsinya untuk menghindari banjir. Hal ini termasuk rekomendasi yang bersifat teknis. Sedangkan yang bersifat non teknis, kami meminta untuk komitmen warga agar tidak membuang sampah di sungai,” tekannya.

Lihat juga...