Curah Hujan Tinggi Pengaruhi Produksi Petani Kakao

LAMPUNG – Sejumlah petani kakao atau kopi coklat mulai merasakan pengaruh curah hujan yang tinggi di wilayahnya. Salah satunya petani kakao di Desa Tanjungheran dan di Desa Penengahan Kecamatan Penengahan sebagai salah satu sentra perkebunan kakao.

Murtinah (40) salah satu pemilik kebun kakao menyebut, musim hujan memiliki dampak sebelum panen dan pasca panen terutama pada buah kakao yang ada di pohon serta saat buah kakao sudah dipanen.

Akibat sinar matahari kurang maksimal sebagian kakao berjamur sehingga dilakukan proses pemilahan [Foto: Henk Widi]
Curah hujan tinggi yang mulai terjadi pada awal Januari disebutnya berimbas pada penurunan produksi musim panen penyelang menurun, sebelum puncak panen bulan April mendatang. Salah satu imbasnya, diakui Murtinah, bunga kakao yang mulai muncul rontok dan buah kakao yang sedang memasuki masa tua mengalami serangan hama berupa bercak-bercak putih yang dikenal dengan kutu putih dan jamur cendawan.

“Pada masa panen penyelang volume panen memang menurun ditambah imbas curah hujan tinggi ikut mendorong penurunan kualitas buah kakao yang kami miliki. Bahkan pasca panen kesulitan proses penjemuran menjadi kendala,” terang Murtinah, salah satu petani kakao di Desa Tanjungheran Kecamatan Penengahan saat ditemui Cendana News, Senin (8/1/2018).

Hasil panen kakao pada musim penyelang ini, diakui Murtinah, menurun sekitar 50 persen dibandingkan saat musim hujan dengan adanya serangan hama penyakit busuk buah kakao dan penyakit jamur akar.

Buah yang terserang penyakit busuk buah disebutnya nyaris seperti buah terbakar serta mudah menjalar ke tanaman lain dan cepat menyebar melalui percikan air hujan, terbawa oleh hewan pengerat jenis bajing bahkan semut.

Lihat juga...