Masyarakat Diminta Sadar Potensi Bencana di Daerahnya
JAKARTA – Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, meminta masyarakat membangun kesadaran potensi bencana di daerahnya dan mempersiapkan upaya mitigasi untuk melindungi diri dari bencana.
“Secara umum, masyarakat kita masih belum siap. Contohnya gempa di Tasikmalaya dengan kekuatan 6,9 Skala Richter, rumah yang rusak hampir 5.200,” kata Sutopo di Jakarta, Senin.
Sutopo mengatakan, tingkat kerusakan rumah-rumah penduduk yang terjadi sebagai dampak dari gempa bumi disebabkan sebagian besar rumah tersebut tidak dipersiapkan untuk menghadapi gempa.
Namun, Sutopo memahami bila kebanyakan rumah-rumah penduduk Indonesia tidak dipersiapkan untuk tahan gempa karena memang biaya untuk membangunnya jauh lebih mahal daripada rumah biasa.
Selain itu, Sutopo menilai masyarakat Indonesia juga terbiasa membangun rumah tumbuh, disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki.
Misalnya, rumah pertama yang dibeli seseorang berukuran 21 meter persegi pada tanah berukuran 72 meter. Ketika orang tersebut memiliki anggaran lebih, biasanya yang dipikirkan adalah menambah bangunan, baik secara horizontal maupun vertikal, dengan pondasi bangunan yang masih sama.
“Jarang yang memiliki pola berpikir, rumah saya biar saja tetap tipe 21 tapi pondasinya akan saya perkuat agar tahan gempa karena saya tinggal di kawasan yang rawan gempa,” tuturnya.
Apalagi, kebanyakan pembangunan perumahan di Indonesia saat ini adalah temboknya berdempetan satu sama lain. Akibatnya ketika terjadi gempa, kerusakan salah satu rumah bisa berdampak terhadap rumah lainnya. (Ant)