Bintangi ‘Nini Thowok’, Slamet Ambari Tinggalkan Dialek ‘Ngapak’ Tegal
Pada saat syuting film ‘Nini Thowok’, sakit kekurangan kalium yang didera Ambari kambuh, tapi justru itu malah mendukung dirinya dalam menjiwai perannya.
“Kebetulan saat mau syuting film ‘Nini Thowok’, kakiku kambuh jadi kalau jalan saya harus menyeret-nyeret kakiku, tapi justru karena itu sutradaranya malah bilang bagus sekali sesuai karakter yang saya perankan,” bebernya.
“Tapi setelah kakiku sembuh saya jadi malah kesulitan karena harus konsisten untuk menyesuaikan karakterku dengan kaki yang diseret-seret.” Imbuhnya.
Sakit bagi Ambari bagakan anugerah yang harus disyukuri karena justru karena sakitnya itu yang semakin mendukung penghayatan dalam film-film yang diperankannya.
“Saya merasa selalu diuntungkan keadaan, sakit menjadi berkah tersendiri bagi saya, seperti di antaranya saat shooting film ‘Turah’, saya waktu itu baru seminggu keluar dari rumah sakit jadi kondisiku kurus kering yang sangat pas dengan karakter Jadag, orang miskin yang memang kurus kering dan sangat temperamental,” paparnya.
Ambari mengaku membintangi film dengan menggunakan bahasa Tegal, bahasa kesehariannya tinggal di Tegal, sangat berbeda dengan menggunakan bahasa Indonesia, bahasa nasional.
“Untuk penghayatannya tentu tidak jauh berbeda, hanya saja kerepotan untuk mengaturan aksennya agar dialek ngapak Tegal tidak keluar. Karena dalam film ‘Nini Thowok’, perannya saya bukan orang Tegal, “ tuturnya.
Untuk itu, dalam membintangi film ‘Nini Thowok’, ia punya tips tersendiri. “Saya pasang daya ingat agar dialek Ngapak Tegal tidak keluar. Saya harus pandai-pandai memenej untuk mengeluarkan kata-kata dalam setiap dialog film itu agar tidak keluar aksen ‘Ngapak’ Tegal, “ tipsnya.