Bintangi ‘Nini Thowok’, Slamet Ambari Tinggalkan Dialek ‘Ngapak’ Tegal
JAKARTA — Pada 2017, dunia perfilman Indonesia melahirkan aktor baru dalam film berbahasa Tegal berjudul ‘Turah’, yaitu Slamet Ambari. Aktingnya begitu sangat gemilang sangat menarik perhatian dan menjadi perbincangan masyarakat perfilman Indonesia, hingga membuahkan banyak penghargaan, seperti di antaranya penghargaan Aktor Pilihan Tempo 2017.
Kini aktor yang akrab disapa Jadag, perannya dalam film ‘Turah’, itu membintangi film horor ‘Nini Thowok’, di mana ia tak lagi berbahasa ‘Ngapak’ Tegal karena peran yang dilakoni bukan orang Tegal.
Dalam penghayatan sebuah peran tentu aktor teater handal dari Tegal itu tak diragukan lagi, hanya saja ia kerepotan karena harus meninggalkan aksen ‘Ngapak’ Tegal.
“Membintangi film horor ‘Nini’ Thowok ini badanku terasa atis terus (dingin terus –red). Ada aura-aura beda ketika main film horor urban legend ini,” kata aktor Slamet Ambari, kepada Cendana News, seusai acara official trailer, poster dan soundtrack film horor ‘Nini Thowok’, di The Hook Resto & Bar, Jl. Cakatomas II No. 35, Senopati, Jakarta Selatan, beberapa waktu yang lalu.
Lebih lanjut, aktor handal dari Tegal, kelahiran 31 Maret 1964 itu, menerangkan, “Karena cerita Nini Thwok sudah sangat melegenda di Masyarakt Jawa. Hampir seluruh orang di Tanah Jawa ini tahu cerita Nini Thowok. Ini yang kemudian memicu energi-energi magis muncul karena legenda urban Nini Thowok difilmkan. ”
Menurut Ambari, dalam menghayati peranya di film Turah dengan film Nini Thowok sangat beda. “Penghayatannya jelas beda sekali. Latar belakang film ‘Turah’ dengan film ‘Nini Thowok’ memang beda. Film ‘Turah’ itu film Tegalan jadi saya bebas berdialek kental bahasa Tegal. Tapi ketika film ‘Nini Thowok’ sedikit saja saya berdialek’ Ngapak’ Tegal langsung dicut, dihentikan take syutingnya,” ungkapnya.