Saat itu, Belanda tidak konsisten dengan janjinya dan selalu mengulur ngulur waktu hingga 15 tahun, tapi Papua belum juga diserahkan ke indonesia. Maka, habislah kesabaran bangsa indonesia atas sikap belanda tersebut. Sikap Belanda akhirnya menjadi sumber konflik politik, dan harus diselesaikan dengan kekuatan senjata.
Peristiwa inilah yang dikenal dengan sebutan Pembebasan Irian Barat. Masa ini merupakan era kejayaan bangsa indonesia. Karena, pada masa itu, Indonesia disebut sebagai negara nomor 5 terkuat di dunia, jika dilihat dari persenjataannya.
MASALAH IRIAN DAN UPAYA DIPLOMASI
Dalam pandangan saya, bangsa Indonesia cinta damai, tetapi lebih mencintai kemerdekaan. Dalam menghadapi konflik dengan negara mana pun, Indonesia selalu mengedepankan cara dan upaya damai. Tapi, manakala upaya damai dan mencari kata sepakat tidak mungkin dilakukan, maka, perang adalah sebuah keharusan bagi bangsa indonesia untuk mepertahankan kemerdekaannnya.
Masalah dan konflik awal dari wilayah Papua ini, Belanda berjanji akan menggabungkan Papua ke dalam Republik Indonesia, hanya satu tahun setelah ditandanganinya perjanjian KMB di Den Haag. Namun, ternyata, Belanda tidak konsisten.
Hal ini membuat bangsa indonesia marah dan harus bertindak. Berbagai langkah diplomatik sebagai upaya damai telah dilakukan. Namun, upaya Indonesia tidak pernah mendapat response dan tanggapan yang baik dari Belanda. Sebaliknya, Belanda malah selalu mengulur-ulur waktu.
Dalam sejarahnya, Belanda memasukkan Papua sebagai bagian dari wilayah negaranya di bulan Agustus tahun 1952. Tindakan Belanda tersebut memunculkan protes dari Indonesia. Akhirnya, Indonesia harus melakukan tindakan sepihak, yaitu Indonesia melakukan pembatalan kerjasama militer antara Indonesia dan Belanda.