Mengenal Usmar Ismail, Bapak Perfilman Nasional yang Diusulkan Jadi Pahlawan
DIKENAL DUNIA INTERNASIONAL
Usmar dikenal luas secara internasional setelah menyutradarai film berjudul ‘Pedjuang’ pada1961, yang mendokumentasikan kemerdekaan Indonesia dari Belanda. Film ini ditayangkan dalam Festival Film Internasional Moskwa ke-2, dan menjadi film karya anak negeri pertama yang diputar dalam festival film internasional.

Adi Surya Abdi, Ketua Sinematik Indonesia pernah mengungkapkan, Usmar Ismail adalah sosok yang luar biasa. “Beliau adalah seorang pejuang, pengusaha, penulis, dan seniman. Di zaman perjuangan ia sangat aktif menulis di media sampai akhirnya dia melahirkan gagasan-gagasan yang sangat nasionalisme, “ katanya.
Adi mencontohkan beberapa film karya Usmar Ismail seperti seperti “Darah dan Doa”, “Lewat Jam Malam”, “3 Dara”, dan “Tamu Agung” yang berbicara tentang kehidupan sosial masyarakat Indonesia dimasa perjuangan.
Sementara itu, menurut Wina Armada Sukardi, kritikus film/wartawan senior, apa yang bisa dipelajari dari film karya Usmar Ismail oleh generasi sekarang adalah menerjemahkan nasionalisme sesuai bidang yang ditekuni, dengan banyak belajar sehingga kualitasnya bisa diakui secara internasional.
Usmar lahir di Bukit Tinggi Sumatera Barat 20 Maret 1920 dan meninggal di Jakarta tanggal 2 Januari 1971 akibat pendarahan otak. Usmar dimakamkan di TPU Karet Jakarta.
Berbagai pekerjaan yang digelutinya semasa hidup adalah tentara, sutradara, seniman, dramawan, budayawan, wartawan, politikus, dan penyair. Inilah yang mengantar dirinya memperoleh penghargaan Wijayakusuma dari