Budi Daya Lele Mutiara Kolam Terpal, Menguntungkan

LAMPUNG — Budi daya ikan lele jenis mutiara menggunakan terpal di wilayah Desa Sukaraja, Kecamatan Palas, masih terus dikembangkan oleh warga, untuk memanfaatkan lahan terbatas di pekarangan tanpa membutuhkan kolam tanah yang kerap dilakukan oleh warga pemilik lahan luas. 

Edi Maison (30), warga Dusun Srimulyo, Desa Sukaraja, menyebut sudah mulai membudi dayakan ikan lele jenis mutiara sejak lima tahun silam, dengan dua kolam terpal. Selanjutnya mulai dikembangkan menjadi beberapa kolam terpal akibat keterbatasan modal.

Budi daya ikan lele mutiara, kata Edi Maison yang berasal dari Prabumulih, sudah mulai ditekuni sejak dirinya bekerja bekerja sebagai penderes karet di Jambi, dan melihat pembudidaya ikan lele dan baung menggunakan terpal yang diikatkan pada beberapa batang kayu karet.

Pengembangan budi daya ikan lele dan baung, pada2000 tersebut baru diaplikasikan di kampungnya di Prabumulih. “Saat menetap di Lampung saya kembali mengembangkan lele jenis mutiara, karena prospeknya bagus, ditambah dengan pekerjaan saya sebagai karyawan rumah makan yang kerap membutuhkan lele untuk dijadikan menu kuliner pecel lele,” terang Edi Maison, Senin (8/12/2017).

Edi Maison mengaku memiliki lahan di belakang rumah seluas sekitar 20 meter, yang semula akan dipergunakannya sebagai lokasi budi daya ikan lele dengan sistem kolam tanah. Namun, berkat pengalamannya pernah membudi dayakan ikan dengan sistem terpal saat di Jambi dan Prabumulih, lalu diterapkan saat dirinya tinggal di Palas. Ketersediaan bibit lele mutiara yang dibeli dari Desa Rejomulyo tersebut, ikut mendukung pengembangan lele mutiara yang sudah dikembangkan sejak 2011.

Lihat juga...