Pompa Air BBG Sokong Pembuat Batu Bata Palas
LAMPUNG — Air mutlak dibutuhkan sebagai pendukung untuk proses pembuatan adonan tanah bahan baku pembuatan batu bata bagi warga pembuat batu bata di Dusun Kuningan Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Lampung Selatan.
Untuk mendapatkan air dari sungai yang ada di dekat perumahan, warga terpaksa mempergunakan mesin pompa air dengan bahan baku premium yang sudah dilakukan selama bertahun tahun. Sebagian air dari mesin pompa itu juga dipergunakan mengairi lahan tanaman cabai dan areal kebun jagung akibat kekeringan.
Supriadi (25), salah satu pembuat batu bata di wilayah tersebut mengaku sudah sejak 2015 beralih menggunakan mesin pompa dengan bahan bakar gas (BBG) elpiji ukuran 3 kilogram. Gas elpiji 3 kg ini di wilayah tersebut dijual dengan harga Rp20.000-Rp22.000.
Penggunaan mesin pompa berbahan bakar gas bisa dipergunakan selama beberapa jam pemakaian lebih efesien dibandingkan penggunaan mesin pompa air dengan bahan bakar premium dan solar. Kebutuhan air untuk membuat luluhan (adonan tanah) diakuinya tak menggunakan air sumur akibat kebutuhan air yang banyak sementara air sumur dipakai mandi dan mencuci.
“Sejak dua tahun silam penggunaan mesin pompa dengan bahan bakar gas elpiji sudah mulai dilakukan oleh para petani dan pengrajin batu bata menekan pengeluaran biaya untuk bahan bakar premium dan solar,” terang Supriadi saat ditemui Cendana News tengah melakukan proses pemompaan air sungai yang berjarak 100 meter dari lokasi pembuatan bata yang dilakukan oleh keluarganya, Selasa (14/11/2017)
Supriadi menyebut alat konversi bahan bakar premium atau solar ke bahan bakar gas elpiji tersebut dibeli atau di wilayah tersebut dilakukan dengan sistem modifikasi alat pada ahlinya dengan biaya sekitar Rp70.000 yang akan memasangkan alat agar penggunaan bahan bakar tidak boros dan bisa dilakukan penghematan dengan alat konverter kit.