Petani Lombok Tanam Padi Sistem Gora

MATARAM – Alasan menghemat biaya tanam, sebagian petani Pulau Lombok, khususnya petani bagian selatan dengan lahan tadah hujan, memilih menanam padi dengan menggunakan sistem gogorancah (gora) dari awalnya sistem tanam padi jajar legowo maupun sistem tanam lain.

“Menanam dengan sistem gora lebih menghemat biaya. Lahan sawah atau ladang yang hendak ditanam padi cukup hanya disemprotkan obat pestisida untuk mematikan rumput liar yang memenuhi sawah. Lahan langsung bisa ditanami padi dengan sistem gora,” kata Mariati, petani lahan tadah hujan Kabupaten Lombok Tengah, Senin (20/11/2017).

Lahan sawah sistem gora. Foto: Turmuzi

Lanjut Mariati, kalau racun rumput sudah disemprotkan, nanti rumputnya mati. Lalu padi tumbuh dan terbebas dari tumbuhan rumput liar yang mengganggu pertumbuhan padi tersebut.

Penyemprotan obat pestisida, menurut Mariati pula, meracun rumput bisa dilakukan petani seminggu sebelum tanam padi gora dilakukan dan satu hingga dua hari setelah padi ditanam dalam tanah menggunakan kayu yang ditanam.

“Langkah tersebut dilakukan untuk memastikan rumput liar berserta tanaman gulma yang telah tumbuh mati semua, sehingga ketika biji padi yang ditanam dengan sistem gora telah tumbuh, tidak banyak rerumputan maupun tumbuhan gulma lain yang bisa mengganggu pertumbuhan,” terang Mariati.

Sahnam, petani lain mengatakan, sistem tanaman padi gora banyak dilakukan warga, karena biaya yang dibutuhkan tidak sebesar biaya tanam padi jajar legowo maupun sistem lain. Dengan sistem gora, cukup dengan menyemprotkan racun rumput seharga 100 sampai 200 ribu, lahan sudah bisa ditanami padi.

Lihat juga...