Petani di Lamtim Pertahankan Pola Tanam Jajar Legowo
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Petani di Lampung Timur menjaga kearifan lokal dalam budi daya padi dengan sistem jajar legowo. Menurut para petani, sistem jajar legowo memudahkan proses pemupukan dan penyiangan gulma, dan mampu meningkatkan produktivitas padi.
Triani, salah satu buruh tanam, menyebut pemilik lahan sawah telah membuat pola garis untuk penanaman padi. Sistem jajar legowo atau kerap disebut Si Jarwo menjadi salah satu pola tanam padi berselang-seling antara dua atau lebih baris tanaman padi diselingi baris kosong.
Bagi buruh tanam, penyiapan garis sebagai pola tanam memudahkan penanaman bibit. Bibit padi varietas Mapan ditanam dengan sistem legowo yang berasal dari bahasa Jawa bermakna luas dan dowo berarti memanjang. Pembuatan sistem jajar legowo memperbanyak tanaman padi pada bagian pinggir. Makin banyak rumpun di pinggir, hasil bulir padi akan lebih produktif.
Menurut Triani, petani di Desa Braja Yekti, Kecamatan Braja Selebah, Kabupaten Lampung Timur, telah menerapkan Si Jarwo sejak puluhan tahun silam. Varietas padi Mapan yang bisa dipanen saat 90 hari setelah tanam (hst) memiliki anakan dan malai lebih banyak. Penjarangan tanaman mengoptimalkan pertumbuhan, asupan pupuk lebih bagus dan sinar matahari yang diperoleh lebih banyak.

“Petani menerapkan sistem jajar legowo untuk mengatur kerapatan tanaman, dengan membuat jarak tanam memakai perbandingan 2 banding 1 dengan jarak tanam 30 x 15 x 40 cm, memungkinkan adanya ruang terbuka yang lebih lebar berdampak pada produktivitas tanaman meningkat,” terang Triani, saat ditemui Cendana News, Senin (7/6/2021).