Partai Oposisi Utama Kamboja Dibubarkan Mahkamah Agung

PHNOMPENH – Mahkamah Agung Kamboja membubarkan partai oposisi utama negara tersebut pada Kamis (16/11/2017). Pembubaran tersebut pada akhirnya hanya mensisakan keberadaan Perdana Menteri Hun Sen pada pemilihan umum yang akan digelar tahun depan.

Pemerintah meminta pengadilan membubarkan Partai Penyelamatan Bangsa Kamboja (CNRP), yang dituduh berencana mengambil alih kekuasaan dengan bantuan dari Amerika Serikat setelah pemimpin partai itu, Kem Sokha, ditangkap pada 3 September. Kebijakan tersebut semakin memperjelas rencana Hun Sen  untuk memperpanjang kekuasaannya yang telah berlangsung selama tiga dasawarsa terakhir.

Putusan pengadilan setempat juga memerintahkan adanya pelarangan berkegiatan politik selama lima tahun untuk 118 anggota partai oposisi. Hal tersebut mengancam keberadaan penantang utama pemilihan umum bagi Hun Sen, mantan komandan Khmer Merah, yang menjadi perdana menteri terlama di dunia.

Hun Sen mengatakan kepada warga Kamboja bahwa pemilihan umum tetap akan berlanjut seperti biasa. Sementara untuk anggota CNRP, yang tidak mendapat pelarangan berpolitik diminta untuk berpihak kepada partainya.

Sementara itu CNRP menolak tuduhan adanya rencana pengambilalihan kekuasaan dengan bantuan pihak asing. Tuduhan tersebut dinilai hanya bermotif politik. Partai tersebut tidak mengirim pengacara untuk putusan pengadilan.

“Ini menunjukkan bahwa Hun Sen tidak akan pernah berhenti jika tidak ada yang menghentikannya. Putusan itu telah diharapkan. Sudah saatnya sanksi dari masyarakat internasional,” kata putri Kem Sokha yang bernama Kem Monovithya yang juga seorang pejabat partai CNRP.

Lihat juga...