Inovasi Mahasiswa UB Hadirkan X-Factor untuk Mendeteksi Vaksin Palsu

Selanjutnya, perputaran piringan sentrifugal tersebut akan berhenti sesuai dengan waktu yang ditentukan. Sinar Ultra Violet (UV) juga akan memonitori sebaran komponen molekul organik dari vaksin. Kemudian sensor warna akan bergerak otomatis untuk membaca sebaran warna yang dihasilkan dan merekam data RGB. Hasil pengujian kemudian akan dimunculkan pada layar LCD yang sudah terpasang pada X-Factor.

Lebih lanjut Oktivia menyampaikan bahwa secara prinsip sebenarnya X-Factor bisa digunakan pada semua jenis vaksin, namun demikian sementara ini X-Factor sudah pernah diujicobakan pada vaksin untuk manusia yaitu Polio bOVP dan Campak. Sementara pada vaksin unggas yang dipilih yaitu C.R.D dan ND-IB.

“Ke depannya, pengembangan dari X-Factor ukurannya dan bentuknya akan lebih di kecilkan lagi sehingga lebih mudah untuk dibawa kemana-mana. Karena saat ini berat dari X-Factor sendiri tidak lebih dari 5 Kilogram,” akunya.

Sementara itu disebutkan, berkat inovasi X-Factor tersebut, lima mahasiswa UB ini berhasil mempersembahkan medali emas pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2017. Selain itu, Tim X-Factor juga pernah menjadi peserta dalam ajang India Innovation Forum (IIF).

 

Lihat juga...