Inovasi Mahasiswa UB Hadirkan X-Factor untuk Mendeteksi Vaksin Palsu
MALANG — Ditemukannya vaksin palsu beberapa waktu yang lalu sempat membuat masyarakat terutama para orangtua resah dan takut untuk memberikan vaksin kepada anak-anak mereka. Vaksin palsu ini akan membuat anak tidak kebal terhadap penyakit dan bisa mengakibatkan infeksi lokal di bekas suntikan.
Dilatarbelakangi permasalahan tersebut, lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) berhasil membuat inovasi baru dengan menciptakan alat Extra Fast Fake Vaccine Detector (X-Factor) yang dapat digunakan untuk mendeteksi vaksin palsu secara cepat.
Lima mahasiswa tersebut yakni Oktivia Ditasari, Apri Dwi Megawati, Audina Vidya Restanty, Achmad Syafi’udin dan Muhammad Fatahila dengan dosen pendamping Akhmad Sabarudin.
Ketua kelompok, Oktivia Ditasari menjelaskan bahwa X-Factor merupakan alat pendeteksi vaksin potable berbasis kromatografi sentrifugal dengan divergensi sinar UV sebagai solusi maraknya peredaran vaksin palsu di tengah-tengah masyarakat.
Menurutnya, jika sebelumnya dibutuhkan waktu dan keahlian khusus untuk mengetahui keaslian sebuah vaksin, X-Factor dapat mengetahui kaslian vaksin palsu dalam waktu yang singkat tanpa memerlukan keahlian khusus.
“Kalau biasanya untuk menguji keaslian vaksin harus melalui uji laboratorium dan memerlukan waktu yang lama, dengan menggunakan alat X-Factor ini uji vaksin bisa dilakukan hanya dalam waktu satu menit,” jelasnya.
Oktivia mengatakan cara kerja X-Factor cukup muda, penggunannya hanya tinggal menyalakan tombol switch on untuk mengaktifkan alat dan memasukkan vaksin yang akan dideteksi kedalam piringan sentrifugal. Kemudian tentukan kecepatan putaran (rpm) dan lama waktu putaran pada control panel, dan tekan tombol start.