Harga Kelapa di Lamsel, Turun

Julianto mencungkil kelapa yang akan dikeringkan dengan proses penggarangan. [Foto: Henk Widi]
Sebagai upaya untuk menekan kerugian, ia sengaja menahan kopra yang sudah cukup kering dengan melakukan penyimpanan menggunakan plastik kedap udara di gudang sembari menunggu harga membaik di level Rp9.000 hingga Rp10.000 per kilogram.

Fluktuasi harga kopra tersebut juga dirasakan Julianto (34), yang menekuni usaha pembuatan kopra sejak beberapa tahun lalu, dan pernah merasakan penjualan kopra hingga Rp11.000 per kilogram, terutama saat musim kemarau jumlah pasokan kelapa menurun dari tingkat petani.

Kini, saat harga anjlok di angka Rp6.500 tidak lantas membuat dirinya melakukan penghentian produksi kopra, melainkan menyiasati dengan dominan menjual kelapa gelondongan setelah melalui proses penyortiran.

“Sebetulnya ada tiga sumber penghasilan bagi pengusaha jual beli kelapa, yakni dengan menjual kopra, kelapa gelondongan, limbah serabut kelapa serta air kelapa untuk bahan pembuatan nata de coco,” beber Julianto.

Harga jual kelapa gelondongan kualitas bagus diakuinya kini dijual Rp5.000 per buah, kualitas sedang Rp4.000 dan kualitas kecil Rp2.000 per buah sebagai bahan pembuat santan yang bisa turun mengikuti jumlah pasokan kelapa dari petani kelapa.  Harga kelapa gelondongan tersebut kerap berubah terutama menjelang hari besar keagamaan dan menjelang tahun baru.

Selain memanfaatkan beberapa bagian kelapa, limbah batok kelapa dan serabut kelapa diakuinya dibeli pembuat coco peat, bahan pupuk kompos dengan harga Rp1.000 per karung serta batok kelapa Rp1.000 per dua karung sebagai bahan baku pembuatan arang batok kelapa dan air kelapa dibeli perajin nata de coco seharga Rp5.000 per jerigen berisi 20 liter air kelapa.

Lihat juga...