Harga Kelapa di Lamsel, Turun

LAMPUNG — Sejumlah perajin kopra dan pemilik perkebunan kelapa mulai merasakan dampak penurunan harga jual kelapa kering atau kopra pada tingkat pengepul yang dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak goreng tersebut.

Keluhan penurunan harga kopra tersebut salah satunya disampaikan Jemiyo (40), warga Desa Kalirejo, Kecamatan Palas, pemilik usaha kopra sekaligus pengepul yang membeli kelapa dari petani dan mengolahnya menjadi kopra untuk dikirim ke pabrik minyak goreng di kota Panjang Bandarlampung.

 

Jemiyo (kanan), produsen kopra di Kecamatan Palas mencungkil kelapa. [Foto: Henk Widi]
Jemiyo menyebut, penurunan harga kopra yang merupakan komoditas pertanian hasil olahan kelapa dalam tersebut terhitung sejak tiga bulan terakhir dengan harga di awal Agustus bisa berkisar Rp10.000 per kilogram, selanjutnya anjlok di angka Rp8.500 di bulan September. Sementara di pertengahan Oktober dirinya menjual dengan harga Rp6.500 per kilogram.

Anjloknya harga tersebut dikatakan sudah terjadi di tingkat pengepul, sehingga petani yang memiliki kelapa dan membuat kopra sendiri lalu menjual ke pengepul dibelinya dengan harga Rp5.000 per kilogram.

“Penurunan sudah terjadi pada level pemasok untuk pabrik, sehingga kami tak bisa berbuat banyak menaikkan harga. Kemungkinan sedang banjir panen kelapa atau memang perusahaan sedang mengurangi produksi minyak goreng, sehingga serapan kopra ikut berkurang sekaligus harganya turun”, terang Jemiyo, Sabtu (21/10/2017).

Dalam sepekan, Jemiyo mengaku menjual kopra ke distributor yang ada di Kalianda sebanyak 200 kilogram lebih, yang merupakan sisa dari hasil penyortiran kelapa gelondongan atau kelapa bulat yang berkualitas baik dengan ukuran yang besar.

Lihat juga...