Cengkih, Tanaman Reboisasi di Lereng Gunung Rajabasa

LAMPUNG – Kesabaran Hasan (60) warga Desa Banjarmasin Kecamatan Penengahan dalam mempertahankan pohon cengkih di areal perkebunan masyarakat tepat di bawah Kawasan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Gunung Rajabasa berbuah manis.

Ppasalnya sebagian masyarakat sengaja menebang pohon cengkih. Penebangan pohon cengkih tersebut diakuinya terjadi pada kurun tahun 1990-an akibat anjloknya harga komoditas cengkih dan memilih mengganti dengan tanaman pisang dan kakao yang bisa dipanen sepanjang musim.

Hasan menyebut dari sekitar ratusan batang tanaman cengkih miliknya merupakan tanaman berusia cukup tua dan sebagian hasil peremajaan hasil dari kemitraan masyarakat dengan perusahaan produsen rokok serta sebagian hasil dari pola Kebun Bibit Rakyat (KBR) Kementerian Kehutanan.

“Saya memang sempat nyaris tergiur ikut menebang pohon cengkih yang ditanam di kebun. Namun pesan dari ayah agar cengkih sampai mati sendiri baru boleh ditebang karena harganya bisa melambung tinggi,” terang Hasan, salah satu pemilik kebun cengkih di Desa Banjarmasin Kecamatan Penengahan saat ditemui Cendana News tengah menjemur cengkih dan kakao hasil panen di lereng Gunung Rajabasa, Rabu (11/10/2017).

Wardal, warga Desa Hargo Pancuran, memanen cengkih menggunakan tangga. [Foto: Henk Widi]
Hasan menyebut, upaya reboisasi dan rehabilitasi di kawasan lereng Gunung Rajabasa dengan dibentuknya pengamanan swadaya masyarakat di sekitar kawasan hutan lindung Gunung Rajabasa bahkan ikut mendorong masyarakat yang biasa mencari kayu atau merambah kawasan hutan lebih fokus ke budidaya tanaman perkebunan. Fasilitasi menurut Hasan telah dilakukan dengan pembagian bibit sistem KBR secara cuma-cuma. Satu di antaranya tanaman cengkih serta tanaman kayu yang produktif untuk diambil buahnya meliputi kemiri, durian, duku, pinang dan manggis sekaligus tanaman reboisasi kawasan Gunung Rajabasa.

Lihat juga...