Unjukrasa Banjir di Balikpapan Berakhir Ricuh
Keempat, mendorong pemerintah untuk cepat melakukan pembangunan bendali. Kelima, mendorong pemerintah untuk melakukan evaluasi terhadap program penanggulangan banjir. Keenam, mendorong pemerintah untuk merealisasikan program ruang terbuka hijau. Ketujuh, mendorong pemerintah untuk memperketat pengawasan dan perizinan perumahan.
“Yang terakhir, ketika pemerintah kota Balikpapan tidak mampu merealisasikan tujuh poin di atas, maka kami mendesak Walikota Balikpapan untuk mundur dari jabatannya,” pungkas Awaluddin.
Poin tuntutan ini kemudian diserahkan kepada perwakilan Pemkot Balikpapan, Kabag Pemerintahan, Masrani, yang menerima perwakilan mahasiswa di ruang VIP Kantor Walikota Balikpapan pada pukul 16.00 Wita.
Sementara itu, Kabag Ops Polres Balikpapan, Kompol Supriyanto, menegaskan tetap akan menahan mahasiswa yang sebelumnya diamankan. Untuk diintrogasi terkait ditemukannya BBM saat aksi unjuk rasa.
“Kami akan minta keterangan dari mahasiswa bersangkutan. Karena sudah mengarah ke unsur pidana. Yakni, dilarang membawa bahan bakar dalam suatu aksi unjukrasa. Kami juga akan melakukan evaluasi internal menanggapi adanya dugaan pemukulan yang disampaikan mahasiswa,” kata Supriyanto.
Hingga pukul 16.38 Wita, puluhan mahasiswa masih bertahan di kantor Walikota Balikpapan. Mereka masih menunggu kejelasan kawan mereka yang ditahan dan dilarikan ke rumah sakit. Sejumlah mahasiswi juga terlihat pingsan saat melakukan aksi unjukrasa. Mereka kemudian dibawa oleh rekan mereka untuk mendapatkan perawatan.