Unjukrasa Banjir di Balikpapan Berakhir Ricuh

BALIKPAPAN – Puluhan mahasiswa dari sejumlah Universitas yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat, berunjukrasa di halaman Kantor Walikota Balikpapan, Senin (11/9/2017). Mereka menuntut ketegasan Pemkot Balikpapan untuk segera mengatasi banjir yang semakin parah setiap tahunnya.

Unjukrasa yang awalnya berjalan tertib kemudian menjadi ricuh, disebabkan polisi dari Sabhara Polres Balikpapan yang mengawal jalannya aksi menemukan satu botol minuman berisi bahan bakar minyak. Diduga BBM tersebut akan digunakan untuk membakar keranda yang sudah disiapkan mahasiswa.

Polisi yang berusaha mengamankan salah satu koordinator lapangan untuk dimintai keterangan, mendapat perlawanan. Polisi dan mahasiswa kemudian terlibat tarik-menarik. Seorang mahasiswa terlihat berdarah di bagian mulut.

“Sejak awal dua minggu lalu, kami sudah konsolidasi. Yang kami lakukan ini adalah aksi damai. Soal bensin saya tidak tahu. Yang jelas kami dipukul. Saya sudah keluar juga tadi masih dipukul. Bahkan, rekan kami Rinto, pingsan. Selain itu, ada Rizky Usman, Iqbal Mulyono, dan Acong. Ada  empat orang tadi yang dibawa sama polisi,” ujar salah satu perwakilan mahasiswa, Awaluddin.

Peserta unjukrasa membentangkan spanduk tuntutan. -Foto: Ferry Cahyanti

Dalam aksinya ada delapan tuntutan yang akan disampaikan kepada pemerintah kota Balikpapan. Pertama, mendesak pemerintah Balikpapan untuk mencabut izin mendirikan bangunan (IMB) terhadap perumahan yang tidak sesuai IMB dan RTRW. Kedua, mendesak pemerintah Balikpapan untuk memprioritaskan anggaran penanganan banjir. Ketiga, mendesak pemerintah Balikpapan untuk tetap konsisten mempertahankan RTRW yang ada dan tidak melakukan alih fungsi lahan.

Lihat juga...