Es Pocong di Kota Depok Laris Manis

“Salah satu pelanggan, mahasiswa UI, pulang dari kampus dia langsung datang bantu,” cerita Rahmat.

Soal nama warung ini, ketepatan saat itu Warung Es Pocong terletak di seberang Gang Kober, dalam Bahasa Betawi maknanya adalah kuburan. Sehingga semakin menambah nuansa keberadaan warung tersebut.

“Itu kebetulan, tidak ada kaitan nama sebenarnya. Cuma kebetulan di seberang itu Gang Kober, pemakaman. Yang bikin kejutan lagi, salah satu warga cerita, ini dulu zaman Belanda, di titik saya dagang adalah tempat pembuangan mayat. ‘Bisa pas gitu situ kasih nama?’ katanya ke saya. Dan saya kaget, lagi siapin konsep ada cerita kayak gitu,” ujar Rahmat.

Sebelum ada UI, kata Rahmat, dulu adalah hutan. Secara kebetulan dekat Gang Kober, orang cerita horor lagi naik. Secara kebetulan juga ia beri nama warung dan menu-menunya, nama-nama horor.

Warung Es Pocong di bilangan Jalan Margonda Raya, dekat gerbang masuk Kota Depok dari arah Jakarta/Foto: Makmun Hidayat.

Lalu apa saja isi racikan menu minuman Es Pocong? Tidak lain adalah paduan bubur sumsum yang dicampur dengan potongan-potongan kecil pisang dan kue moci, lalu diberi es batu, dan di atasnya disiram sirup merek Tjampolay berwarna merah muda.

“Racikan Es Pocong bahan dasarnya bubur sumsum dicampur kue moci dari Sukabumi, sirup Tjampolay Cirebon, pisang kukus, sisanya topping-topping, durian, bluebery. Itu sudah dimodifikasi,” kata Rahmat.

Penggunaan pisang dan sirup Tjampolay pada Es Pocong ini, dapat membuat tekstur lembut bubur sumsum makin menonjol.

Sedangkan sirup Tjampolay dengan aromanya yang khas ini untuk menyempurnakan rasa bubur. Rasa manis bertambah kuat dengan menyatunya bubur, pisang, dan sirup.

Lihat juga...