Es Pocong di Kota Depok Laris Manis

“Sebenarnya tidak ada pemberian nama khusus. Pada waktu itu saya pilih-pilih ada 16 nama. Ada Belahan Jiwa, Jatuh Cinta, Jenderal, Kuntilanak, Es Pocong, Es Kopral. Semua saya baca ulang-ulang di teras, yang pas enak disebut itu Es Pocong,” kisah Rahmat kepada Cendana News.

Pemilik Warung Es Pocong, Rahmat Ramadhani/Foto: Makmun Hidayat.

Terus yang paling membuat penasaran orang dari nama-nama itu, Rahmat mengira-ngira, itu Es Pocong. “Ya, sudah kita tetapin saja nama itu untuk minuman, karena bukan nama untuk kedai sebenarnya (awalnya). Kedai mendoan kita dulu, sudah ada namanya Kedai Lorong,” imbuhnya.

Ia menambahkan, jadi Es Pocong itu nama menu sebenarnya, bukan nama brand. “Cuma karena orang-orang tahunya Es Pocong, lama-lama kita ganti jadi Kedai Es Pocong. Sempat ada yang usil, diutak-atik hurufnya. Untung para pedagang di kanan kiri, kayak somai, gorengan, batagor, otak-otak, tukang koran, mereka salut sama kita. Karena mereka kecipratan rezeki dari kita,” ujarnya.

Karena keunikan namanya, menjadikan penikmat kuliner penasaran dengan menu minuman Es Pocong, sehingga warung ini pun menjadi populer. Saat itu, orang-orang bahkan sampai mengantre. Karena karyawan masih sedikit, sehingga sang owner meminta para anak buahnya itu melayani per sepuluh orang.

“Antrean itu bisa sampai tiga hingga empat sap. Saya tidak bisa nerapin antre, merapikan antre. Kalau bikin antre panjang banget itu. Akhirnya semua karyawan saya minta berhadapan dengan pembeli, satu layani sepuluh pembeli, hafalin,” kata Rahmat.

Keadaan yang membludak, di dalam ada 50 orang, hingga antrean panjang sampai menutup jalan orang, akhirnya dibuat tiga sap. Rahmat menjelaskan, sampai-sampai karyawan yang di dalam tidak bisa keluar, karyawan yang di luar tidak bisa masuk. Akhirnya oper-operan, termasuk pembeli juga sering membantu.

Lihat juga...