Cerita Guru Asal Papua Barat di Sasak, antara Rindu Krooy dan Amanah

PADANG — Sudah tiga minggu Sunarti Ahmodar, seorang guru asal Desa Krooy, Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat menjadi Guru Garis Depan di daerah terjauh Nagari Sasak, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat pada 24 Agustus 2017 lalu.

Jauh datang dari Papua Barat ke Sumatera Barat, tentuya butuh waktu untuk melakukan penyesuian diri dan di lingkungan saat berada di daerah yang baru ditempati. Apalagi, soal kampung halaman, tentunya masih terus teringat saat bersama keluarga, dan bersama siswa/siswi yang berada di Desa Krooy.

Namun, bagi Sunarti, hal yang demikian tidaklah membuatnya lemah untuk menjalankan amanah menjadi seorang Guru Garis Depan di Nagari Sasak, Pasaman Barat. Apalagi kondisi alam dan lingkungan serta karakter masyarakat dan siswa/siswi yang ia kenali di Sasak, hampir sama dengan hal yang ada di kampung halamannya.

Alhamdulillah sangat menyenangkan saat berada di Sasak. Apalagi karakter siswa/siswi yang saya didik di Sasak, ya namanya anak pantai, hampir sama karakter dengan siswa/siswi saya yang ada di SMP Distrik Teluk Arguni Kaimana. Jadi hal ini, tentunya membuat saya memudahkan untuk saling berkomunikasi antara guru dengan siswa/siswinya,” ujarnya ketika dihubungi Cendana News dari Padang, Kamis (14/9/2017).

Rasa senang dan adanya kemiripan karakter siswa/siswi yang diajarkannya di Sasak dengan daerah asalnya di Kaimana, menjadi motivasi baginya untuk tetap memberikan pendidikan yang terbaik baik anak-anak di Sasak. Hanya saja, mengingat waktu yang dijalani masih tergolong baru, bahasa daerah menjadi kendalanya untuk memahami perkataan-perkataan yang dilontarkan oleh siswa/siswinya saat berdiskusi.

Lihat juga...