Terima Bantuan Jamban Sehat, Warga Tinggalkan Jamban Cemplung
Agus Septianda, warga Dusun Bangun Dana mulai membuat lubang menggunakan cangkul sebab berdasarkan informasi, akhir Agustus material bantuan pembuatan jamban sehat didatangkan bekerjasama dengan Koramil 421-03/ Penengahan. Selama ini dirinya dan puluhan keluarga lain masih mempergunakan jamban cemplung, sebagian lainnya masih menggunakan aktivitas buang hajat di sungai.
Ia berharap dengan bantuan jamban sehat tersebut bisa meringankan beban warga seperti dirinya yang belum mampu membuat jamban sehat menggunakan closet permanen akibat keterbatasan biaya. Agus menyebut sebagian warga masih memanfaatkan jamban komunal yang dibangun dengan bantuan negara lain.
Selain Agus, warga lain yang masih menggunakan jamban cemplung di antaranya Tukirah yang masih memiliki rumah geribik. Ia bahkan harus meminta air bersih untuk kebutuhan mandi cuci kakus dan kebutuhan air bersih sehari-hari. Mendapat bantuan material jamban diakuinya cukup membantu dirinya memiliki jamban sehat meski dirinya masih harus meminta air bersih dari tetangga.
“Saya masih belum memiliki sumur karena biaya pembuatan sumur mahal sehingga harus meminta air dari tetangga kadang-kadang dari sumur bor yang ada di dekat masjid,” ungkapnya.
Meski mendapat bantuan jamban sehat, warga yang masih tinggal di wilayah transmigrasi sejak tahun 1974 tersebut sebagian masih tinggal di rumah geribik dan berharap ada bantuan pembuatan rumah sehat dalam program bedah rumah setelah mendapat bantuan program sanitasi.
