“Smart Class” Dongkrak Prestasi Siswa di SMPN 33 Makassar

“Jika di “Smart Class” saya hanya menjelaskan menggunakan power point. Satu kali saya menjelaskan mereka sudah mengerti. Seterusnya mereka melakukan diskusi dengan kelompok masing-masing,” ungkap Mukhtar.

Meski mengunakan teknologi dalam proses pembelajaran dalam “Smart Class”, kurikulum, yang digunakan masih berpatokan dengan kurikulum 13. Berdasarkan kurikulum 13 inilah dulu SMP 33 Makassar membentuk kelas IT waktu itu. Guru-guru yang mengajar di “Smart Class” sendiri, guru-guru yang paham menggunakan power point.

Mukhtar sendiri memaparkan caranya mengajar dengan kelas lain tidaklah berbeda. Cuma cara penyampainnya kepada siswa di “Smart Class” dengan kelas lain beda.

“Daya tangkap pada setiap anak sangatlah berbeda akan tetapi dengan adanya “Smart Class” sendiri ini berguna untuk memacu kualitas belajar pada siswa,”  ujar Mukhtar.

Wakil Kepala sekolah SMP 33 Makassar Kusnadi Idris menilai dengan adanya “Smart Class” sendiri tidak bermaksud untuk mengotak-kotakkan siswa-siswa di sekolah ini. Pihak sekolah tetap memberikan hak sama untuk kelas lain untuk mengikuti lomba mewakili SMP 33 Makassar.

Kusnadi berpendapat bahwa bahwa dengan adanya “Smart Class” sendiri tidak mempengaruhi siswa yang berada di kelas lain. “Kami tetap memberi ruang untuk kelas lain dalam mengikuti ajang perlombaan baik tingkat daerah maupun tingkat provinsi,” kata Kusnadi.

Kusnadi juga sangat mengapresiasi adanya “Smart Class”.  Dengan adanya “Smart Class” para siswa berlomba-lomba memperbaiki kulitas belajar mereka untuk masuk dalam kelas in. Siswa “Smart Class” sendiri sering mewakili sekolah dalam lomba debat, cerdas cermat, serta olimpiade.

Lihat juga...