Ribuan Warga NU Solo Unjukrasa Tolak FDS
SOLO — Belasan ribu warga Nahdatul Ulama (NU) di Solo dan sekitarnya, menggelar aksi unjuk rasa atas kekhawatiran mereka terhadap hilangnya Madrasah sebagai tonggak pendidikan Islam di Indonesia, sebagai dampak dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 tahun 2017, tentang penerapan Full Day School (FDS).
Aksi warga Nahdiyin ini yang diawali dengan berjalan dari Sriwedari menuju Bundaran Gladak, Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah, sebagai aksi penolakan akan adanya kebijakan baru di dunia pendidikan tersebut. Sebab, kebijakan itu dikhawatirkan justru akan menenggelamkan pendidikan berbasis agama. Salah satunya adalah keberadaan Madrasah, baik Madrasah Diniyyah maupun Pondok Pesantren tradisional, yang rentan akan dirugikan akibat FDS.
“Aksi damai dan istigosah ini untuk keselamatan madrasah diniyyah serta kelompok-kelompok pengajian lain. Madrasah yang ada sebelum bangsa ini lahir telah banyak melahirkan tokoh-tokoh bangsa serta pahlawan nasional,” sebut Koordinator PCNU Solo Raya, KH Mubarok, di sela aksi pada Kamis (24/8/2017).
Aksi damai yang selalu diiringi sholawat badar dan sholawat nariyah ini, menyerukan jika pemerintah wajib melindungi dan menghormati madrasah. Yakni, dengan mencabut Permendikbud tentang FDS. Belasan ribu warga NU Solo Raya itu menegaskan, menolak penerapan FDS, karena dinilai justru akan merusak karakter anak bangsa.
“Menolak kebijakan Mendikbud diterapkan full day school. Marilah kita semua menjaga warisan luhur dan ulama, untuk menjaga madrasah dari pihak-pihak yang mencoba menghilangkah madrasah,” urai dia.
Dalam aksi inipun turut dibawakan pernyataan NU Jawa Tengah, yang ditandatangani langsung oleh Pimpinan Wilayah NU Jawa Tengah, Ubaidilah Shodaqoh. Sejumlah pernyataan sikap dari Pimpinan NU Jawa Tengah tersebut berisi, Pemerintah wajib menghormati, memberikan penghargaan dan perlindungan pada madrasah diniyyah. NU Jateng juga bersikeras menolak Permendikbud Nomor 23 tahun 2017 dan seluruh keputusan pemerintah yang berakibat melemahkan dan mematikan madrasah diniyyah terutama full day school.