Pelaku Usaha Konveksi di Jogja Kesulitan Tenaga Kerja

YOGYAKARTA – Sejumlah pelaku industri kecil dan menegah di bidang konveksi, di kawasan Jalan Kauman hingga Jalan Agus Salim, Kota Yogyakarta, mengaku selama ini belum tersentuh pemerintah. Untuk menjalankan dan mengembangkan usaha, mereka harus berusaha atas kemampuan sendiri atau secara swadaya. Padahal, kawasan ini merupakan kawasan sentra konveksi yang sudah terkenal hingga berbagai daerah di Indonesia. 

Ida Fauzi. –Foto: Jatmika

Salah seorang pelaku usaha konveksi di Jalan Agus Salim, Yogyakarta, Ida Fauzi (60), menyebut sejak berdiri pertengahan 1980an, usahanya belum pernah sekalipun mendapat bantuan dari pamerintah. Baik itu terkait permodalan, pelatihan, maupun promosi. Selama ini usaha yang melayani pembuatan seragam berupa kaos, kemeja, celana, jaket, rompi, topi atau pakaian olahraga itu bergerak secara mandiri sebagaimana pengusaha konveksi lainnya di kawasan itu.

“Dari soal permodalan, SDM, produksi, hingga promosi semua kita upayakan sendiri. Untuk promosi, misalnya, kita beruntung karena sangat terbantu dengan lokasi usaha yang berada tepat di sekitar lokasi wisata Alun-Alun, Kraton dan Tamansari. Sehingga, mayoritas konsumen dan pelanggan kita berasal dari luar daerah, seperti Madura, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua. Saat berlibur ke Jogja, mereka biasa minta kartu nama, dan ketika sampai di tempat asal mereka memesan seragam ke kita,” ujarnya, Selasa (1/8/2017).

Hal serupa juga diungkapkan Warni (50), pengusaha koveksi lainnya di kawasan Jalan Kauman dan Jalan Agus Salim Yogyakarta. Ia menyebut biasa melayani pesanan seragam partai besar dari berbagai instansi, baik perusahaan, sekolah, maupun lembaga pemerintah, khususnya asal luar Pulau Jawa. Semua proses pengerjaan ia lakukan sendiri dari awal hingga finishing, baik secara borongan atau memperkerjakan pegawai. Selain modal, salah satu kendala yang dihadapi adalah terkait keterbatasan tenaga.

Lihat juga...