Menristekdikti: 75 Perguruan Tinggi Ditargetkan Terakreditasi A
“Mereka paling tidak tinggal di sini satu hingga dua tahun di Indonesia. Kita perlu benahi regulasinya, kita ingin lulusan perguruan tinggi tidak hanya sekadar lulus tapi terserap oleh pasar dalam negeri maupun luar negeri,” ujar Nasir.
Sejauh ini, baru lima universitas yang memiliki program studi terakreditasi internasional, tiga dipegang perguruan tinggi negeri (PTN) dan dua perguruan tinggi swasta (PTS).
Oleh karena itu, menurut Dirjen Belmawa Intan Ahmad, seminar dan loka karya internasional dengan badan akreditasi asing seperti yang dilakukan dalam rangkaian Hakteknas ke-22 ini menjadi salah satu cara memperkenalkan kepada PTN dan PTS di Indonesia pentingnya memiliki program studi terakreditasi internasional.
International Seminar and Workshop on Strengthening The Outcomes-Based Internal Quality Assurance System di Makassar, menurut dia, sengaja menghadirkan beberapa pembicara dari lembaga akreditasi maupun universitas asing. Hal itu, menjadi tempat bertukar pengalaman dalam memperoleh akreditasi internasional.
Beberapa pembicara, antara lain Manager Quality Assurance Strategy at The New Zealand Qualification Authority (NZQA) Prof Eve McMahon, Australian Univeristy Quality Agency (AUQA) Prof Karen Treloar, Murdoch University Prof Lyn Karstadt, ahli dari AUN-QA Dr Jhonson Ong Che Bin, dan De LA Salle University Philippines Prof Dr Raymund Sison.
Narasumber dalam negeri berasal dari Badan Akreditasi Nasional (BAN-PT), Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PT KES), Universitas Islam Indonesia (UII), dan Universitas Bina Nusantara (Binus). (Ant)